Review Film TMNT (2014), Ketika Kura-Kura Ninja Beraksi Dengan Lebih Modern

Untuk anak-anak ABG yang besar di era 2000-an, mungkin kurang familiar dengan istilah Teenage Mutant Ninja Turtles (TMNT). Iya, kalau anak 90-an pasti langsung familiar kalau TMNT itu adalah kura-kura ninja. Cerita tentang empat ekor kura-kura dan seekor tikus yang jadi besar karena cairan kimia, jago bela diri dan kemudian memberantas kejahatan memakai topeng ninja, dan tentu saja mereka bisa bicara dan makan pizza!

Dahulu karakter ini, khususnya keempat kura-kura, cukup terkenal. Mulai dari film kartun yang diputar setiap minggu, dimainkan di video games, hingga nempel di pakaian dan tas sekolah anak-anak. Lama tak terdengar, dan beberapa kali sempat difilmkan (dengan hasil cukup mengecewakan), akhirnya mereka kembali ke layar lebar dengan diproduseri oleh Michael Bay, mengusung judul Teenage Mutant Ninja Turtles (TMNT).

Cerita Film TMNT atau Kura-Kura Ninja

Cerita film Kura-kura Ninja 2014April O’Neil (Megan Fox) adalah seorang wartawan yang penuh rasa ingin tahu. Meski ia hanya bertugas untuk meliput acara-acara yang menurutnya kurang penting, namun April memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Ia ingin sekali menelusuri dan menjadi wartawan yang dapat meliput kasus terkait dengan Foot Clan, organisasi kejahatan besar yang berada di kota New York. Sementara Vernon Fenwick (Will Arnett) yang menjadi partner April, selalu meminat April untuk melihat kenyataan dan mengajaknya bekerja dengan lebih baik tanpa melewati garis yang sudah ada.

April terlibat makin dalam dalam berita tentang Foot Clan setelah melihat langsung aksi komplotan ini dalam merampok gudang peti kemas. Saat itu, tiba-tiba muncul orang yang tidak diketahui wujudnya, menggagalkan aksi komplotan Foot Clan tersebut. April menganggap tokoh vigilante ini adalah sebuah berita besar. Namun teman-temannya dan kepala kantor berita menganggap April sedang mengarang dan berhalusinasi.

Hingga pada akhirnya, April terperangkap dalam penyanderaan yang dilakukan oleh komplotan Foot Clan. Saat itulah si vigilante ini kembali menolong para korban yang disandera. April berhasil mengikuti tokoh yang tak pernah terlihat tersebut secara diam-diam. Hingga ahirnya April bertemu dengan sang jagoan, yang ternyata adalah 4 ekor kura-kura besar, berpakaian seperti ninja dan bisa bicara seperti manusia.

Sejak pertemuan itu, April mengungkap fakta besar, bahwa ternyata kura-kura tersebut adalah hewan percobaan ayahnya dan Eric Sacks (William Fichtner) sewaktu ia masih kecil dahulu. Eric Sacks Sendiri merupakan tokoh yang sangat berpengaruh dalam memberikan keamanan di kota New York. April mencoba menelusuri kembali mengenai percobaan yang Eric lakukan bersama ayahnya kepada kura-kura tersebut. Untuk apa percobaan tersebut dilakukan, mengapa Kura-Kura itu bisa menjadi besar, dan mengapa kura-kura itu bisa bicara sambil makan pizza!

Dari jalan cerita yang dihadirkan, mungkin akan terlihat terlalu sederhana dan klasik. Sekilas, saya malah teringat dengan alur cerita film The Amazing Spiderman yang pertama. Sama-sama ingin meledakkan racun dari puncak tower, dan mengakhiri pertempuran dengan musuhnya juga di tower tersebut. Hanya saja disini harus diakui, pertempurannya lebih menarik dan cukup menegangkan. Walau lagi-lagi saya bilang, tidak ada yang wah. Mungkin karena pertempuran 4 lawan 1, ditambah karakter musuh yang terlalu superior.

Tapi film ini sangat menghibur. Buktinya, saya bisa melupakan kesibukan saya membuat catatan atau notes, meskipun besoknya akan saya perlukan untuk menghadapi UTS. Film ini dikemas dengan drama, aksi dan kental akan komedi khas film kartun kura-kura ninja yang kita sering tonton waktu kecil dulu. Hanya saja, kali ini kura-kuranya terlihat lebih real, modern dan jauh lebih keren!

Tapi ada beberapa kekurangan yang cukup membuat film ini terlihat terlalu sederhana, walau enggak mengurangi unsur hiburannya. Pertama, itu kenapa si bos penjahat, Shredder, cuma gitu doank ya kalahnya. Lagian, kostum robotnya malah membuat kurang gereget. Yang Kedua, entah terbawa dari film Transformers atau memang karakternya, tapi Megan Fox lagi-lagi memulai dan mengakhiri film dengan baju yang itu-itu saja. Mungkin terinspirasi dari kalimat yang sering diungkap cewek, “aku enggak punya baju nih”.

Overall, film ini memang menarik dan layak dijadikan hiburan di ruang keluarga anda. Tenang saja, meski tentu saja direkomendasikan untuk didampingi orang tua, selain adegan pertarungan, tidak ada adegan dengan rate dewasa++ kok. Aman. Untuk skor, secara pribadi saya akan memberi nilai 7.6/10 untuk film TMNT ini. Can’t wait for the sequel, Teenage Mutant Ninja Turtles 2 (2016)!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here