Review Film : Knock-Knock (2015)

Review Film – Nama Eli Roth mungkin sudah cukup dikenal oleh penggemar film dengan genre horor atau thriller. Makanya ketika dia merilis film terbaru berjudul Knock-Knock ini, cukup banyak penggemar film yang memacu adrenalin ini menaruh banyak harapan. Apalagi melihat aktor utama yang bermain adalah nama besar Keanu Reeves. Saya yang biasanya sangat menghindari film sejenis ini saja menjadi tertarik untuk menonton. Harapan saya adalah dapat melihat aksi-aksi cepat dan mendebarkan seperti yang disajikan Keanu dalam film John Wick.

Sinopsis Film: Evan Webber (Keanu Reeves) adalah seorang suami dan juga ayah yang memiliki profesi sebagai seorang arsitek. Banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan membuat Evan harus berada di rumah mewah miliknya seorang diri saat anggota keluarga lainnya berlibur. Namun pekerjaannya harus kembali tertunda karena ditengah hujan lebat malam itu, rumahnya kedatangan dua orang gadis cantik yang tersesat, Genesis (Lorenza Izzo) dan Bel (Ana de Armas). Karena rasa kasihan, maka Evan mempersilahkan kedua gadis tersebut masuk ke rumahnya, memberi mereka handuk kering, menelponkan taksi serta memberi mereka minuman hangat. Tanpa Evan sadar, bahwa Genesis dan Bel bukanlah tersesat dan tidak sengaja mengetuk pintu rumahnya. Kedua gadis tersebut justru sudah tahu apa yang harus dilakukan kepada Evan.

Review Cerita Film Knock-Knock Bahasa Indonesia

Dari sinopsis singkat cerita film Knock-Knock tersebut maka kita sudah bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya. Kedua gadis tersebut tentu akan menggoda Evan dan kemudian menghadirkan teror yang mengerikan untuk ayah yang cool dan rupawan tersebut. Namun bentuk godaan, teror dan apakah si Evan berhasil tergoda tidak akan saya ceritakan di sini. Jadi makin banyak spoiler nantinya. Namun yang jelas, plot cerita seperti ini bukanlah sesuatu yang baru. Tapi dengan kemasan dan alur yang lebih baik, serta pemeran yang punya nama besar, film ini tentu cukup membuat saya menjadi kaget, tegang, merasa ngeri sekaligus merasa geli.

Bukan tanpa alasan saya menyebutkan kata ‘geli’ di review film Knock-Knock ini. Dari sajiannya, mungkin Eli Roth ingin membuat penonton merasa iba dan kasihan pada sosok Evan. Sekaligus juga penonton akan menyalahkan Evan karena mau-maunya membukakan pintu untuk orang tak dikenal. Tapi keputusan untuk memilih Keanu Reeves sebagai seorang korban sepertinya keputusan yang salah. Sosok Keanu yang terbentuk cool, berwibawa dan tangguh seperti dipaksakan untuk dibuang dan dibentuk menjadi sosok yang lemah dan cengeng. Dan harus diakui kalau proses ini tentu tidak mudah dan terbukti kurang sempurna di film ini. Adegan dimana Keanu memelas minta maaf dan dilepaskan justru terlihat kaku dan sedikit gagal memancing rasa kasihan dari penonton.

Overall, untuk sebuah film dengan genre thriller atau mungkin horor, jujur kalau ini sama sekali bukan favorit saya. Mungkin pemeran atau aktris yang berakting di dalamnya yang menjadi salah satu alasan kenapa saya tetap nekat nonton film sejenis ini. Untuk film Knock-Knock sendiri, ceritanya cukup bagus dengan lompatan-lompatan adegan dan cerita yang masih masuk di akal. Sayangnya, keberadaan Keanu Reeves disini menjadi sosok sandungan sekaligus ‘barang julan’ yang mengangkat judul film ini. Mungkin penilaian pribadi, blog iKurniawan memberikan skor 6.0/10 untuk review film Knock-Knock. Dan tambahan, film ini banyak mengandung adegan kekerasan dan adegan dewasa. Jadi sangat tidak direkomendasikan untuk anak kecil.

1 COMMENT

  1. […] Evan Webber (Keanu Reeves) adalah seorang suami dan juga ayah yang memiliki profesi sebagai seorang arsitek. Banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan membuat Evan harus berada di rumah mewah miliknya seorang diri saat anggota keluarga lainnya berlibur. Namun pekerjaannya harus kembali tertunda karena ditengah hujan lebat malam itu, rumahnya kedatangan dua orang gadis cantik yang tersesat, Genesis (Lorenza Izzo) dan Bel (Ana de Armas). Karena rasa kasihan, maka Evan mempersilahkan kedua gadis tersebut masuk ke rumahnya, memberi mereka handuk kering, menelponkan taksi serta memberi mereka minuman hangat. Tanpa Evan sadar, bahwa Genesis dan Bel bukanlah tersesat dan tidak sengaja mengetuk pintu rumahnya. Kedua gadis tersebut justru sudah tahu apa yang harus dilakukan kepada Evan. Sumber Review […]

Comments are closed.