Balita, khususnya ketika ia baru dapat bereksplorasi secara bebas itu menjadi momen yang sangat penting. Masa ini adalah masa dimana anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Dan saat itu pula apa yang diperoleh si anak, dari lingkungan, dari respon kita yang mengawasi, akan membentuk karakter dan mental si anak ketika dewasa.
Sayangnya, masa eksplorasi anak ini tak disertai dengan pengetahuan orang tua tentang bagaimana cara menghadapinya aktifitas anak yang seringnya begitu lincah. Tak jarang pula, kelincahan anak dianggap sebagai hal yang merepotkan dan dianggap sebagai kenakalan. Padahal di usia tersebut, hal yang mungkin terlihat seperti merepotkan itu adalah hal yang wajar.
Seringnya, orang tua yang menghadapi sikap anak yang ‘cukup merepotkan’ itu diatasi dengan melarang anak melakukan suatu aktifitas dengan berkata “jangan”. Contohnya saat anak mencoret tembok, maka orang tua akan melarang dengan berkata “jangan mencoret tembok nak“. Padahal menurut penelitian, larangan tersebut (atau bahkan dimarahi dan dipukul), akan mengakibatkan rasa percaya diri anak yang tidak berkembang maksimal. Efeknya, saat besar anak akan takut melakukan suatu hal dan mengambil keputusan. Bahkan hal seperti ini yang dapat mengakibatkan anak memiliki prilaku yang minder, apatis atau bahkan agresif.
Cara Mengajarkan Tanpa Berkata Jangan
90% perkembangan otak anak akan terbentuk dari masa kecil mereka. Maka dari itu, untuk membentuk pribadi anak yang lebih positif, maka kita harus menggunakan kata-kata positif pula dalam mengajarkan hal yang mereka eksplorasi saat kecil. Berikut mungkin beberapa cara yang harus kita coba sebagai orang tua, untuk mendidik dan mengajarkan anak tanpa menggunakan kata “jangan”.
Mengubah Kata Jangan Dengan Yang Lebih Positif
Kata “jangan” akan memberikan nuansa negatif dan larangan dari kita sebagai orang tua, maka dari itu coba untuk mengganti dengan kata yang lebih positif dan berikan alasan yang dapat diterima anak. Hal ini akan membuat anak merasa diizinkan melakukan yang dia inginkan dengan lebih baik lagi.
Misalkan anak saya lagi senang-senangnya mencoret tembok, daripada saya melarangnya maka lebih baik jika saya memberikan kertas dan pensil warna. Jadi saya dapat katakan “Adek coret-coret di kertas aja, nanti tembok kita kotor susah bersihinnya loh“.
Katakan Jangan Untuk Hal Yang Penting
Memang sulit untuk tidak menggunakan kata jangan, biasanya juga kata jangan terlontar secara spontan. Maka dari itu, ada pula saat dimana menggunakan kata jangan dan tidak boleh dapat kita gunakan. Contoh saja ketika anak anda menyakiti orang lain, misalkan mencubit, maka kita dapat katakan “adek jangan pukul tante donk, nanti tantenya sakit“. Memang kurang baik, tapi itu adalah hal yang mungkin harus kita katakan. Tapi jangan lupa pula berikan pujian agar dia merasakan respon positif dari kita.
Coba Berikan Pilihan Yang Lebih Menarik
Saat anak sedang melakukan hal yang ia sukai, namun menurut kita kurang baik, sangat sulit untuk melarangnya. Sebuah larangan hanya akan membuat anak menjadi lebih keras dan merasa ditentang. Maka dari itu, coba berikan pilihan yang dapat membuat dia lebih tertarik untuk beralih dari kegiatannya.
Salah satu contoh yang saya alami adalah menyuruh si anak tidur malam. Biasanya jika sedang asyik bermain, anak saya malas untuk masuk kamar. Maka untuk membujuknya adalah memberikan dia pilihan, “Adek abis maen yang ini kita bobo ya. Nanti ayah nyanyi bintang kecil“. Dan anak saya syukurnya senang dengan pilihan tersebut, karena dia mendapat semua kesukaannya tanpa paksaan.
Mungkin itu beberapa cara untuk mendidik anak yang patut kita ketahui agar anak dapat berkembang tanpa dampak negatif dari cara mendidik kita nanti. Semoga bermanfaat.