Sebelum cerita, saya mo ucapin Alhamdulillah kita sudah masuk ke bulan Ramadhan dan akan menjalankan ibadah puasa inshaAllah satu bulan lamanya. Biar makin afdol, saya minta maaf kalau sekiranya dari postingan-postingan yang sudah dibuat, baik sengaja maupun enggak sengaja, sudah mengganggu atau kurang berkenan untuk teman-teman semua. Semoga puasa kita semua (untuk yang menjalankan) diterima dan menjadi amalan yang baik di bulan Ramadhan ini. Amin.
Anyway, lama enggak update tentang restorasi mobil Corolla DX saya sekitar setahun lalu. Akhirnya setelah hampir benar-benar genap satu tahun, si Dixie ini keluar juga dari bengkel dan balik ke garasi rumah. Restorasinya sendiri belum selesai seratus persen. Baru restorasi body cat total, ganti kabel keseluruhan dan juga pasang AC baru biar adem. Alhamdulillah semua lancar. Kecuali AC kayaknya sedikit bermasalah dan siang ini mau balik lagi ke bengkelnya.
Dari hasil restorasi itu, alhamdulillah lagi mobil yang umurnya sudah 35 tahun ini jadi kinclong abis. Enggak kalah deh sama mobil baru dari dealer. Kalau ada lalat nempel, bisa kepeleset kayaknya. Cuma kelemahannya, saya jadi parno kalau lewat jalan ramai atau macet. Bukan tanpa alasan, 1 minggu keluar bengkel, si Dixie sukses disenggol becak pas macet-macetan depan pasar.
Nah, karena mobil baru keluar dari bengkel, kaca-kaca jadi masih dalam kondisi transparan dan belum terpasang kaca film. Alhasil meski AC adem, tapi sinar matahari sukses menyengat dalam kabin. Karena alasan itulah, beberapa hari yang lalu waktu main ke Stadion Pahoman untuk makan es kacang merah legendaris itu saya memutuskan parkir di bawah bayangan pohon. Biar adem dan juga menikmati es ditemain angin sepoi-sepoi.
Sayangnya, kurangnya pengalaman soal merawat mobil dan bahaya parkir di bawah pohon tertentu membuat saya mendapat masalah. Lagi asik-asiknya santai minum es sambil main game clash of clans itu, saya melihat ada titik-titik air di kaca depan. Saat itu saya cuma berfikir kalau itu hujan gerimis, walau sempat heran kok panas terik ada rintikan air begitu.
Saat pulang dan sampai di rumah saya heran, kok airnya enggak kering atau hilang. Saya lihat lebih dekat, ternyata itu bukan air. Itu getah pohon. Ajaibnya lagi, getahnya rata banget dari kap depan sampai bagasi belakang penuh dengan rintikan hujan getah itu tadi. Karena panik, saya langsung browsing cara mengatasi getah pada cat mobil. Ternyata yang saya temukan artikelnya cukup ribet dan bikin tambah panik. Katanya getah pohon susah hilang dan berbekas. Jadi cat mobil harus di poles lagi, compound dan blablabla. Intinya, keluar duit banyak deh!
Sore harinya, sambil meratapi kebodohan saya siang itu, saya memutuskan untuk mencuci mobil sendiri. Ini beneran tumben, biasa juga malas dan dibawa saja ke tukang cuci langganan. Saya cuma berharap getah-getah menjendol mirip jerawat itu bisa hilang dan tak berbekas sama sekali.
Selesai mencuci mobil, saya perhatian bagian-bagian mobil yang terkena getah tadi. Fiuh, syukurlah getah itu semua hilang tak berbekas. Ada beberapa titik yang ternyata sudah membuat cat seperti berlubang atau cekung, tapi tak apalah. Untungnya getah pohon di cat mobil itu masih mau hilang setelah dicuci bersih. Tau begitu, harusnya dari siang saya bawa ke tukang cuci mobil saja…
Nah, pengalaman ini membuat saya benar-benar kapok untuk parkir di bawah pohon. Bahkan pohon yang katanya aman dan tidak mengeluarkan getah sekalipun. Lebih baik saya panas-panasan daripada harus panik-panikan. Biar kabin mobil terasa adem, mungkin saya akan segera membeli dan memasang kaca film saja.
[…] 10 months ago Prev Article Next […]
Wah keren corolla dxnya mas. Punya omku msh ada beli baru sejak 1984. Habis berapa ya restorasi total? Pkai turun mesin jg?