Review Film: Menonton film yang ceritanya diangkat dari sebuah kisah nyata itu selalu menarik buat saya. Memang sih enggak semuanya, tapi sebagian besar selalu berhasil menjadi sebuah film yang menghibur, membuat saya terpukau atau malah terharu. Contohnya film The Imitation Game yang mengangkat kisah hidup Alan Turing. Ya intinya menjadi film yang sukses. Setidaknya di mata saya.
Kebuntuan karena tidak ada film terbaru dari versi pak tani yang saya anggap menarik membuat saya asal mengunduh film dan menontonnya saja. Sampai kemarin secara tidak sengaja pula ketemu dengan film The Finest Hours. Belum banyak review tentang film ini. Hanya dari salah satu situs kritikus film ternama memberikan skor yang terbilang mengagumkan, saya akhirnya penasaran dan menonton film yang dibintangi oleh Chris Pine, Casey Affleck dan Ben Foster ini.
Cerita Film The Finest Hours (2016)
Bernie Webber (Chris Pine) adalah seorang anggota coast guard atau penjaga pantai. Pekerjaannya yang sangat erat dengan bahaya dan nyawa orang lain membuat dirinya memiliki tanggung jawab besar. Sampai suatu saat terjadi dua kecelakaan kapal tanker di daerah Webber tinggal. Sayangnya, coast guard hanya mengetahui satu kecelakaan yang ada dan hampir semua petugas coast guard berusaha menyelamatkan awal kapal tersebut. Kecuali Webber. Sehingga saat diketahui ada satu lagi kapal tanker yang butuh pertolongan, hanya Webber dan timnya saja yang berusaha untuk melakukan penyelamatan. Lalu, apakah Webber berhasil menyelamatkan awak kapal tanker tersebut di tengah badai besar tersebut?
Review Film The Finest Hours – Indonesia
Sebenarnya saya agak kehilangan minat ketika film pertama kali dimulai. Setting film tahun 40-an bukanlah kesukaan saya. Tapi karena awal film yang dimulai dengan cara yang menarik sekaligus menghibur, sepertinya berhasil membatalkan niat saya untuk menutup layar MPC player. Dan karena itulah saya merasa beruntung menyaksikan film ini sampai selesai.
Bagian awal film dimulai dari pertemuan Bernie dan Miriam yang langsung menghadirkan nuansa romantis dan sedikit kocak. Sedikit saja. Karena selanjutnya film terus mengalir menuju tensi yang lebih menegangkan. Adegan penyelamatan yang dilakukan oleh tim Webber mungkin memakan setengah durasi film. Meski begitu, justru bagian inilah yang membuat film The Finest Hours menjadi menarik dan tidak membosankan. Terlebih saat Webber dengan perahu kecilnya berusaha menerobos ombak yang berkali-kali tinggi dan ganasnya!
Tapi jujur saja, tentu akan sangat membosankan jika perspektif yang dihadirkan adalah dari sisi Webber saja. Berada di kapal penyelamat kecil, menerobos ombak dan terus berulang. Untungnya Craig Gillespie yang duduk di kursi sutradara berhasil memadukan berbagai konflik menjadi satu cerita utuh yang saling berkaitan. Kita melihat bagaimana kecemasan Miriam mengetahui kekasihnya pergi untuk menyelamatkan awal kapal tanker di tengah badai ganas. Di sisi lain kita juga menyaksikan bagaimana awal kapal tanker yang dipimpin Ray Sybert (Casey Affleck) berusaha untuk bertahan hidup dengan kondisi kapal tanker yang ‘sudah begitu’. Ditambah, ada perpecahan antara awak kapal. Meski banyak konflik dalam satu cerita, tapi semuanya dapat terhubung dengan jelas tanpa ada cerita yang terasa hilang atau lompat. Yah, setidaknya itu yang saya rasakan.
Baca juga : Review Film Bridge Of Spies
Anyway, film tentang penyelamatan yang dilakukan Webber ini memang diangkat dari kisah nyata. Kalau tidak salah, penyelamatan ini dilakukan pada awal 1952. Hingga kini, penyelamatan atas 32 kru kapal tanker ini disebut sebagai penyelamatan paling mengesankan sepanjang sejarah coast guard. Kemudian cerita ini diangkat oleh Disney dan menjadi cerita film The Finest Hours.
Overall, film The Finest Hours buat saya adalah sebuah film yang terbilang memuaskan dan menghibur. Sepanjang 2 jam durasi film, saya duduk betah di depan laptop menikmati aksi penyelamatan sekaligus bertahan hidup yang menegangkan. Rasanya film ini cocok untuk dijadikan film keluarga di akhir pekan. Tentu untuk anak-anak masih perlu pengawasan orang tua, meski menurut saya tidak ada adegan dewasa yang terlalu berlebihan. Untuk skor, buat iKurniawan.com rasanya 7.4/10!!!