Beberapa film dengan basic story yang diambil dari kisah nyata memang sangat menarik untuk disimak. Sayangnya, film true story tersebut sepertinya akan lebih menarik kalau diambil dari cerita orang-orang terkenal atau punya histori yang membantu hidup orang banyak. Ditambah dengan pemeran yang terkenal, maka film tersebut besar kemungkinan untuk menarik minat penonton. Contoh sederhana mungkin seperti kisah nyata tentang Alan Turing dalam film The Imitation Game yang dibintangi oleh nama besar Benedict Cumberbatch dan Keira Knightley.
Film Spare Parts (2015) yang saya review kali ini juga diambil dari kisah nyata yang mungkin kurang populer. Tidak menceritakan nama-nama orang terkenal dan bahkan tidak ada nama besar di film-film ini. Beberapa nama mungkin sering kita lihat seperti George Lopez, Jamie Lee Curtiz dan Alexa PenaVega. Jadi mungkin wajar kalau film Spare Parts ini kurang dikenal, atau bahkan mungkin tidak masuk bioskop di Indonesia.
Cerita Film Spare Parts (2015)
Film Spare Parts ini bercerita tentang kehidupan pelajar high school (mungkin SMA kalau di Indonesia) di daerah yang terbilang cukup terpencil di Amerika Serikat. Mayoritas penduduknya adalah hispanic atau amerika latin dan pemudanya tidak punya data kependudukan. Ya, secara tidak langsung di film juga disebutkan kalau pemuda-pemuda di sini tidak punya masa depan dan tinggal menunggu untuk ditangkap dinas imigrasi dan dideportasi ke negara asal mereka.
Ditengah daerah yang penuh dengan keputusasaan tersebut, Oscar Vazquez (Carlos PenaVega) sangat ingin memberikan sesuatu yang berharga dalam hidupnya. Jadilah ia memiliki keinginan untuk menjuarai kontes robot skala nasional yang melibatkan sekolah dan kampus besar di Amerika, termasuk MIT. Untuk mencapai keinginannya tersebut, Oscar akhirnya memaksa seorang guru magang di sekolahnya, Fredi Cameron (George Lopez) untuk menjadi pembimbing. Tak hanya itu, ia juga akhirnya berusaha merekrut personil satu-persatu dalam membentuk tim robotik untuk ikut kompetisi tersebut.
Yang menarik dari film ini adalah bagaimana perjuangan mereka untuk mengatasi setiap halangan yang menghadang. Mulai dari menyatukan tim yang terisi dari orang-orang bermasalah, tidak punya modal untuk membeli spare parts robot, hingga kejar-kejaran dengan petugas imigrasi yang ingin mendeportasi mereka. Dan semua konflik tersebut justru semakin memperkuat cerita utama dari film ini. Penonton seperti diajak untuk merasakan bagaimana sulitnya perjuangan masing-masing dari mereka untuk bisa tetap berada di tim robotik yang selalu menjadi bahan tertawaan ini.
Untuk sebuah film yang mungkin dipandang sebelah mata, film Spare Parts mungkin sebuah film yang harus ditonton. Apalagi untuk kamu yang suka film inspirasional, memberi motivasi dan didasari dari kisah nyata. Meski bercerita tentang perjuangan, film ini juga mengandung humor-humor yang membuat saya tertawa lepas. Bisa dibilang, film yang di beberapa daerah dirilis dengan judul La Vida Robot adalah film yang cocok diputar di ruang keluarga. Rasanya, saya akan menuliskan skor 7.6/10 untuk film Spare Parts ini!