Membeli Hand Grinder Timemore Chestnut C2

Rasanya cukup sering saya menceritakan beberapa hal terkait dengan kesukaan saya soal meminum kopi. Meskipun bukan penikmat, penggemar, atau pehobi, tapi rasanya hampir tiap hari saya meminum kopi. Jenis apapun itu. Jadi sepertinya lebih tepat kalau disebut peminum kopi.

Sengaja saya ceritakan soal peminum kopi di pembuka, karena beberpa hari lalu sempat melihat video yang lumayan viral. Di video itu, ada seorang ‘pakar’ kopi bilang, kalau kamu minumnya kopi yang di sachet-sachet, baik dengan atau tanpa gula, maka kamu bukan penikmat kopi. Melainkan cuma peminum kopi.

Sayang sekali, sama-sama penggemar saja sampai dibuat kelas-kelas tersendiri. Padahal apapun kopinya, bukankah yang membuat kita betah itu suasana dan obrolannya?

Melanjutkan cerita, karena belakangan ini saya kembali mencoba untuk memulai menata pola hidup yang lebih sehat (dari sebelumnya), maka saya mulai membatasi konsumsi gula harian. Mengingat asupan harian saya masih diperkuat nasi, lauk warteg yang masih gorengan serta beberapa jenis jajanan, maka bentuk gula dalam minuman yang sebelumnya hampir tiap hari saya seduh mulai ditiadakan.

Timemore Chestnut C2, Grinder Kopi Pertama

Sebenarnya saya sudah beberapa kali membeli alat kopi. Sebut saja mokapot, vietnam drip atau french press. Tapi untuk membuat kopi dengan alat-alat tersebut, saya lebih sering membeli kopi yang sudah dalam bentuk bubuk. Pun saya membeli dalam bentuk biji, saya selalu minta agar digilingkan terlebih dahulu sebelum dikirimkan.

Membeli kopi dalam bentuk bubuk ternyata kurang awet untuk penyimpanan. Apalagi jika akan disimpan dalam waktu lama, dan ongkos kirim cukup jauh kalau dikirim dari tanah jawa ke tanah papua. Jadi membeli dalam bentuk biji jadi pilihan yang lebih baik. Dan untuk itu, butuh grinder yang akan saya gunakan untuk menggiling biji kopi sebelum diseduh.

Setelah sibuk menentukan budget dan melihat-lihat beberapa opsi, saya akhirnya memutuskan untuk membeli Timemore Chestnut C2 sebagai grinder kopi pertama saya. Beberapa review memberikan opini yang positif, harga yang masih dalam jangkauan dan tentu saja bentuknya cukup menarik. Tambahan informasi, salah satu reviewer menyebutkan kalau Timemore ini masih saudara dekat dengan keluarga produk Xiaomi.

Timemore Chestnut C2 Hand Grinder

Timemore Chestnut C2 dikemas dalam kotak yang terlihat keren dan ‘mahal’. Ada segel plastik yang membuat kemasan hand grinder ini seperti kemasan ponsel baru. Untuk yang tidak tahu, bisa jadi dikira saya membeli ponsel baru.

Dalam kemasannya, paket pembelian hanya terdiri dari satu set hand grinder, pouch kain, beberapa kitab manual serta garansi, dan satu buah kuas untuk membersihkan grinder. Itu saja. Tidak ada tambahan spare part rumit atau cadangan.

Saat saya mengeluarkan grinder ini dari kemasannya, langsung terasa kalau grinder ini dibuat dengan bahan aluminium alloy yang terasa kokoh dan kuat. Untuk versi yang saya dapatkan, ‘clickers’ juga sudah menggunakan bahan alloy. Kabarnya untuk versi awal, Timemore Chestnut C2 ini menggunakan bahan kuningan.

Desain grinder ini terlihat ‘mahal’. Kebetulan warna yang saya pilih adalah warna putih. Finishing keseluruhan terlihat halus dan presisi dengan bagian luar yang ternyata tidak licin, sehingga nyaman digenggam dan digunakan. Cukup keren lah!

Dari sisi ‘jeroan’, grinder Timemore Chestnut C2 menggunakan burr berbahan stainless steel 38mm dengan kapasitas 25 gram biji kopi untuk sekali giling. Sementara bagian container untuk versi update ini terbuat dari bahan stainless steel juga. Ini menjadi upgrade yang cukup signifikan dibandingkan versi C1 yang katanya masih terbuat dari plastik.

Pengalaman Menggunakan Grinder Timemore Chestnut C2

Meski baru beberapa hari menggunakan, saya cukup puas dengan kemudahan dan kinerja grinder ini. Nyaman digenggam dan hasilnya juga cukup konsisten. Yang lebih memuaskan lagi adalah desain dari handle dan ukurannya. Entah karena handle grinder yang cukup panjang, atau memang pisau dari burr yang cukup tajam, menggiling kopi terasa cukup mudah.

Sebagai perbandingan, saya pernah menggunakan grinder milik teman yang harganya 2 kali lipat dari grinder saya. Saat itu saya merasa grinder cukup licin dan handle terlalu pendek, sehingga saya harus mengerahkan tenaga ekstra untuk menggengam grinder dan memutar handle-nya.

Secara pemakaian, saya tidak ada keluhan untuk si Timemore Chestnut C2 ini. Namun dari beberapa referensi dan dari opini teman saya, grinder dengan burr stainless steel cepat panas dibandingkan dengan bahan ceramic dan dapat mempengaruhi rasa dari kopi yang digiling. Namun buat yang lidahnya tidak sensitif-sensitif amat, jadi tidak terasa apa pengaruhnya.

Afterall, dengan harga di range 500 ribuan, grinder Timemore Chestnut C2 bisa jadi opsi yang menarik untuk yang baru menerjuni dunia kopi dan home brewer. Kalau ada budget lebih, bisa beli versi C3 yang lebih baru, atau sekalian seri premiumnya.

Kemarin, saya mendapatknya di toko resmi Timemore di Shopee. Selain grinder, mereka juga menyediakan produk-produk dunia per-kopi-an lain macam timbangan atau alat brewing.

Nah, kalau kamu pakai grinder apa dan gimana pendapatmu?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here