Keinginan Tinggal Di Bali

Pekerjaan yang selalu berpindah-pindah, membuat saya beberapa kali berfikir ‘kapan ya dapat kantor yang di Bali’. Bukan apa-apa, saya merasa Bali itu kayaknya enak aja buat tempat tinggal kedua selain homebase.

Beberapa kali ke Bali, entah mengapa saya merasa kalau Bali itu tempat yang cocok untuk segala jenis hobi dan kegiatan yang saya lakukan. Mulai dari kulineran, staycation buat lazy day, fotografi sampai sepedahan dan motoran. Komplit.

Tentu saja apa yang saya dapatkan saat berkunjung sekedar liburan atau kunjungan kerja, bisa jadi berbeda kalau memang tinggal beneran di Bali. Tapi, mungkin berikut ini beberapa hal yang menjadi pertimbangan saya ketika mengisi Provinsi Bali sebagai pilihan preferensi kerja.

ragam budaya di Bali
ilustrasi Aditya Agarwal/Pexels.com

Budaya dan Adat Istiadat Yang Sangat Dijaga

Sudah bukan rahasia lagi kalau Bali sangat menjaga budaya dan adat istiadat mereka. Bahkan ini menjadi salah satu hal yang membuat banyak wisatawan datang, baik dari dalam ataupun luar negeri.

Budaya yang ada juga sangat banyak dan selalu membuat kagum. Hal ini dikarenakan adanya berbagai suku di Bali yang beraneka ragam dan sangat menjaga warisan leluhurnya.

Dari beberapa tulisan yang saya baca, ada 5 suku di Bali dengan masing-masing budayanya. Kelima suku tersebut adalah Suku Bali, Suku Bali Aga, Suku Bali Majapahit, Suku Sasak dan Suku Nyama Selam.

Sayangnya, beberapa kali ke Bali, saya baru melihat sedikit dari budaya-budaya tersebut. Bahkan, mungkin hanya satu atau dua kegiatan saja. Sangat disayangkan.

Banyak Pilihan Wisata Kuliner

Menjadi tempat tujuan wisata membuat Bali memiliki banyak ragam kuliner yang bisa kita pilih. Mulai dari makanan tradisional asli Bali, makanan dan jajanan modern, sampai makanan ala kebarat-baratan tersedia. Tinggal pilih!

Salah satu makanan khas Bali yang sempat saya cicipi dan berkesan sampai sekarang adalah sate lilit yang saya pertama kali saya cicipi sekitar tahun 2011. Saat itu salah satu karyawan tempat wisata di daerah Ubud merekomendasikan pedagang sate lilit pinggir jalan yang harus saya coba. Lebih murah dan enak daripada di restoran sini, katanya.

Sayangnya, beberapa kali ke Bali setelah itu saya malah tidak mencicipi Sate Lilit lagi. Jadi, masuk wish list deh!

ilustrasi Mikhail Nilov/Pexels.com

Keindahan Alam Yang Masih Alami!

Meski menjadi tempat tujuan wisata, tapi hanya sebagian kecil tempat saja yang mendapatkan ‘sentuhan kekinian’. Apabila sudah agak keluar dari Denpasar, jalan yang dilalui masih memiliki pemandangan-pemandangan yang alami serta udara yang segar.

Keinginan saya untuk memiliki motor touring rasanya akan semakin membuncah apabila tinggal di Pulau Dewata ini. Terbukti, beberapa teman yang mendapat kesempatan tugas di Bali langsung menyalurkan hobi touring mereka. Bikin iri saja!

Kerja Sembari Bersantai Di Bali, Bisakah?

Terakhir saya ke Bali rasanya sekitar tahun 2021 atau 2022 kemarin. Kala itu masih masa pandemi dan WFH cukup tinggi. Penugasan ke Bali selama seminggu penuh tidak saya sia-siakan.

Dengan akomodasi yang seadanya, ternyata di masa itu saya dapat menyewa private cottage untuk satu minggu. Jadi selain menyelesaikan tugas lapangan, pekerjaan kantor pun terselesaikan sambil bersantai.

Memang sih, itu seperti kesempatan yang tidak setiap saat ada. Toh dalam kondisi normal, rasanya WFH dari villa tidak mungkin untuk dilakukan. Mungkin ini alasan teman-teman bilang, ke Bali untuk kunjungan sama untuk tinggal itu rasanya berbeda loh!

Bali memang selalu jadi urutan pertama bagi sebagian besar orang kalau membicarakan tempat wisata. Tapi kalau memang ada kesempatan, rasanya beneran asik juga untuk bertugas di Pulau Dewata yang penuh budaya dan pesona itu.

Hmm, rasanya 2 atau 3 tahun tinggal di Bali cukup. Kapan ya…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here