Film The Boxtrolls (2014), Stopmotion Kaya Akan Pesan Moral

Mungkin belum terlalu banyak film komersil yang dibuat dengan teknik stopmotion. Sekalipun ada, tidak banyak pula orang yang menyadari bahwa film tersebut dibuat dengan banyak teknik manual yang tidak kalah dengan film lainnya. Sederhana saja, contohnya adalah film anak Shaun The Sheep yang dipuatar di televisi dengan durasi pendek-pendek. Lalu, bagaimana jika stopmotion tersebut dibuat dengan durasi 90 menit?

Film The boxtrolls mungkin akan menjadi jawaban paling tepat. Kerjasama dua sutradara Graham Annable dan Anthony Stacchi ini berhasil menghasilkan sebuah film animasi stopmotion yang cukup unik, menarik dan penuh dengan pesan moral yang sangat bermanfaat. Selain itu, film ini juga diramaikan sejumlah nama aktor dan aktris untuk pengisi suara seperti Ben Kingsley, Jared Harris, Nick Frost dan Elle Fanning. Setelah mendownload dan menontonnya kemarin, maka sekarang saya akan menuliskan bagaimana review saya tentang film ini.

download film the boxtrolls 2014

Review Cerita Film The Boxtrolls

Alkisah di sebuah negeri bernama Cheesebridge terdapat dongeng yang beredar bahwa ada makhluk mengerikan yang hidup di bawah tanah kota Cheesebridge. Makhluk-makhluk tersebut didongengkan hidup dengan menggunakan sebuah kotak (box) sebagai pakaian mereka, memiliki tampang yang seram, suka mencuri dan makan manusia. Masyarakat menyebut makhluk tersebut dengan nama Boxtrolls.

Pada suatu malam seorang pembasmi hama bernama Archibald Snatcher memberikan kabar ke Raja Cheesebridge, Lord Portley-Rind, bahwa Boxtrolls telah menculik seorang anak kecil dan memakannya. Untuk itu, ia meminta izin dari sang raja untuk memburu dan menghabisi semua Boxtrolls yang ada di Cheesebridge. Namun ia melakukan itu dengan satu syarat, jika ia berhasil melakukannya maka ia ingin diangkat ke golongan masyarakat terhormat dengan topi putih.

Namun ternyata ada misteri tersembunyi yang muncul dari kehidupan bawah tanah. Benar bahwa Boxtrolls hidup di dalam sebuah kotak. Namun ternyata mereka adalah makhluk yang baik, penakut, suka menolong dan pintar menciptakanĀ sebuah barang dari sampah-sampah yang dibuang oleh manusia di Cheesebridge. Dan entah mengapa, di dalam komunitas Boxtrolls di bawah tanah tersebut, ada seorang anak bayi yang hidup dan dibesarkan bersama mereka.

Misteri ini mulai terjawab saat si bayi yang dipanggil Eggs tersebut mulai beranjak dewasa. Satu-persatu Boxtrolls mulai menghilang ditangkap oleh Archibald. Hal ini membuat Eggs merasa ia harus melakukan sesuatu dan keluar dari persembunyian mereka di bawah tanah. Saat itulah Eggs menemui banyak hal baru dan juga bertemu dengan Winnie, putri dari Lord Portley-Rind, yang kemudian menguak semua misteri dan membantu Eggs serta para Boxtrolls menyelesaikan semua masalah tersebut.

Untuk sebuah film anak-anak, film Boxtrolls memang tidak terlalu menghadirkan unsur kekerasan atau hal dewasa lainnya. Cerita yang dihadirkan juga tidak terlalu rumit, karena sejak awal cerita saya sudah dapat menebak kemana arah cerita film ini nantinya. Walau begitu, saya tetap tertarik untuk menyelesaikan menonton film ini hingga ending.

Dalam cerita film ini juga disisipkan pesan-pesan moral yang menurut saya sangat bagus untuk kita resapi, bahkan jika mungkin juga dapat diberikan ke anak-anak kita sendiri. Meski saya sebenarnya kurang menyukai film yang bergenre seperti ini, tapi film The Boxtrolls ini memberikan sebuah hiburan, pengalaman dan hal lain yang mungkin kita tidak dapatkan di film lainnya. Mungkin skor 7.4 tidaklah buruk untuk sebuah film yang sangat layak dihadirkan di ruang keluarga kita!

Don’t do it. You won’t change who you are. Cheese, Hats, Boxes. They don’t make you. “You” make you ~ Eggs, The Boxtrolls (2014).

2 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here