Menjadi orang tua bukanlah sesuatu hal yang mudah, terlebih jika yang long-distance seperti saya. Keberadaan saya yang jarang berada di samping si kecil, membuat saya kurang paham kebiasaan si kecil, mana yang boleh dan mana yang tidak. Yang saya tahu hanya satu, saya ingin yang terbaik untuk si buah hati.
Ketika putri kecil saya berumur 5 – 6 bulan, ia pernah terserang batuk pilek yang cukup parah. Semakin parah karena dahak yang mengganggu, dan bayi tentu tidak mungkin untuk disuruh mengeluarkan dahak tersebut. Dan ketika batuk menyerang tak berhenti hingga sulit bernafas, sebagai orang tua rasanya saya ingin menggantikan posisinya, biarlah saya saja yang batuk pilek.
Tidak tega melihat bayi saya terus seperti itu kurang lebih 2 hingga 3 hari, saya mencoba berdiskusi dengan istri untuk membawa si kecil ke dokter. Namun di tengah kebimbangan tersebut, saya melihat di timeline twitter, ada teman saya yang me-retweet kicauan akun twitter AyahASI (kalau tidak salah). Intinya adalah alasan mengapa obat – obatan sangat tidak dianjurkan untuk balita, khususnya antibiotik.
Melihat itu, saya mencoba untuk bertanya kepada si AyahASI tersebut. Bagaimana cara mengatasi batuk pilek untuk bayi yang berumur 5 hingga 6 bulan. Ternyata jawabannya sangat sederhana sekali, jangan dibawa ke dokter terlebih dahulu. Cukup lakukan beberapa ‘terapi’ sederhana di rumah, maka batuk pilek si kecil akan segera reda.
Yang pertama adalah berikan terapi uap untuk bayi yang terkena batuk pilek. Caranya adalah dengan menempatkan baskom atau ember berisi air panas yang masih beruap dalam kamar, kemudian berikan beberapa tetes minyak kayu putih atau minyak telon. Dengan cara tersebut, maka uap air panas yang segar karena minyak kayu putih tersebut akan terhirup oleh si bayi. Sehingga nafas akan terasa lebih lega, serta dapat mengencerkan dahak pada bayi.
Yang kedua tentu terapi sinar matahari pagi. Sudah menjadi rahasia umum kalau untuk yang satu ini, bahwa menjemur tubuh si kecil setiap pagi untuk mandi sinar matahari dapat menyehatkan dan menambah daya tahan tubuh. Dengan demikian, maka batuk pilek dapat cepat – cepat pergi.
Namun kedua terapi tersebut tentu tidak dapat dilakukan secara seketika pula. Untuk uap air, kita terlebih dahulu harus merebus air. Untuk berjemur, kita tentu harus menunggu pagi yang cerah pula. Maka dari itu, saya menyediakan beberapa sarana bantuan.
Sarana bantuan yang saya siapkan adalah menyediakan balsem khusus bayi. Cara ini sangat berguna ketika batuk terus – terusan tiba – tiba datang. Saya dapat langsung mengoleskan balsem bayi itu ke leher, dada dan sedikit di hidung si kecil. Baru setelah batuk agak mereda, saya menyiapkan keperluan untuk terapi uap.
Alhamdulillah, cara – cara diatas sangat membantu untuk saya dan keluarga. Maka dari itu, saya sangat menganjurkan jika anda memiliki bayi, jangan terlalu mudah menyerah dengan obat – obatan untuk sakit yang ringan seperti batuk pilek. Karena beberapa sumber menyebutkan, obat dapat membawa pengaruh buruk untuk perkembangan anak. Cobalah untuk sedikit bersabar, dan lakukan terapi – terapi diatas. Semoga si buah hati anda dapat segera kembali sehat dan ceria.
om,,,kl ga pake ranjang gmn,?pa taruh baskom air panasnya di pinggir kasur aja,,,apakah uapnya sampe ke bayinya,,,,
taruh di sudut2 kamar. asal kamar tertutup, nanti ruangan dipenuhi uapnya.
jangan terlalu dekat bayinya. takut kena
🙂
mas untuk anak usia 2.5 bulan juga bisa d terapkan?? trs lendirnya nanti kluar lewat mana? makasih..
Adakah balsem khusus utk bayi?
Ada mbak. Coba tanya di apotik, transfulmin balsem, untuk bayi.
Om air panas nya seberapa banyak om? Trus diletakin dimana baskomnya kalau di dalam kamar apa uapnya sampe ke bayi om?
kalau saya biasanya dibagi ke 2 atau 3 baskom hampir penuh, taruh di beberapa titik di kamar (mengelilingi ranjang).
makasih infonya sob,, anakku usia 10 bulan nih.. akan kucoba terapi uap dan sinar matahari kalau dia pas batu pilek nanti.. 🙂
Iyaa, jangan dikasih obat, apalagi antibiotik. kasihan si anak
🙂
Mas..ini berlaku jg buat anak usia 4 tahun???
sebenarnya untuk orang dewasa juga bisa kok. Saya sendiri biasa pakai uap air panas yang saya kasih kayu putih. Intinya untuk mengencerkan dahak dan melegakan pernafasan saja
🙂