Bandar Lampung punya mall baru!
Namanya adalah Lampung City Mall yang terletak di Jalan Yos Sudarso, Teluk Betung, Bandar Lampung. Mall ini benar-benar baru. Bahkan saat kami berkunjung ke sana, pembangunan mall ini belum 100% selesai. Baru ada beberapa gerai yang buka, pembangunan dan renovasi beberapa pertokoan masih terus berjalan.
Awalnya, saya membawa keluarga ke Lampung City Mall ini untuk makan Marugame Udon yang merupakan gerai pertama di Bandar Lampung. Kesukaan si bocah yang sudah beranjak remaja, makan segala bentuk mie dan keluarga-keluarganya. Terakhir dia makan Marugame Udon sepertinya sekitar tahun 2017 saat berlibur ke Kidzania Jakarta.
Pulang dari Marugame Udon, si bocah melihat om-om bule sedang membakar pizza menggunakan tungku khusus di salah satu cafe yang terlihat cukup classy. Dan tidak perlu pakai waktu lama, dia langsung minta untuk diagendakan mencicipi pizza tersebut.

EL’S Coffee Osteria
Sebenarnya nama EL’S Coffee bukanlah hal yang baru buat kami. Saya sering mengajak keluarga ke kedai kopi yang satu ini, entah untuk bersantai atau sekedar membeli bubuk kopi. Namun penambahan nama ‘Osteria’ ini.
Merujuk ke Mbah Google, Osteria bisa diartikan sebagai restoran italia dengan simple food dan ‘mostly inexpensive‘. Yah, namanya kantong orang berbeda-beda, jadi kata inexpensive tentu sama menjadi subjektif. Tapi kurang lebih, artinya demikian.

Kami berkunjung saat hari mulai malam, suasana cafe agak ramai. Kebetulan tepat di depan cafe, ada peresmian toko perhiasan yang baru dibuka. Jadi mungkin tamu dan undangan langsung mampir ke cafe untuk bincang-bincang. Entahlah.
Seperti niat awal, maka kami memesan pizza sebagai hidangan utama. Sayangnya, saya lupa nama menu yang saya pesan. Seingat saya, namanya agak sulit dibaca dan jadi menu pizza dengan nama yang lumayan panjang. Sementara untuk minuman, saya memesan hot cappuccino dan si bocah memesan pikacho frappe.

Hot cappuccino sebagai menu yang paling sederhana di pesanan kami malam itu datang lebih awal. Dan karena saya selalu memesan kopi tanpa gula, maka minuman saya ‘kurang laris’ dari cicipan-cicipan. Yang membuat minuman saya jadi rebutan adalah latte art yang dibuat oleh barista malam itu sangatlah lucu. Yaps, latte art yang saya dapatkan bergambar kelinci. Dan ini, keren banget!!!
Soal rasa, yah standar EL’S Coffee di lidah saya untuk menu-menu kopi mereka memang jarang mengecewakan. Atau malah tidak pernah mengecewakan. Hanya saja saya harus meminumnya dengan sedikit hati-hati. Si bocah melarang saya merusak gambar kelinci saat akan menyeruput kopi panas itu.
Menu kedua yang datang adalah yang paling ditunggu kami semua, yaitu pizza bakar. Sepertinya sih, semua pizza dalam pembuatannya dibakar. Namun pizza di EL’S Coffee Osteria ini jenis yang ‘tradisional’ itu mungkin ya. Yang sering muncul di film-film, dan bukan model pizza tebal seperti produk salah satu franchise pizza kenamaan itu.

Tidak pakai lama, potongan pizza langsung berpindah ke piring makan kami masing-masing. Lelehan keju dan aroma keju bakar benar-benar memancing semangat untuk langsung mencicipi. Dan tanpa basa-basi, kami mulai sibuk memotong dan mengunyah potongan pizza yang ada. Baru kemudian dilanjutkan ke komentar atas apa yang dirasakan.
Meski baru mencicipi, kami punya impresi yang sama. Pizzanya enak. Udah, gitu aja. Karena memang kami tidak pandai mendeskripsikan rasa dengan mendetail. Paling yang kurang disuka si bocah adalah bagian pinggiran pizza yang agak menghitam, pahit katanya. Pun demikian, dia sendiri habis 3 (atau malah 4!) potong.

Di tengah waktu asik menikmati pizza, minuman frappe sebagai menu terakhir akhirnya dihidangkan. Kalau tidak salah namanya Pikacho Frappe, yang merupakan gabungan dari kacang, kopi dan cokelat. Rasanya, unik dan sekaligus enak. Kami doyan dengan rasanya!
Sayangnya, malam itu yang membakar pizza bukanlah ‘om-om bule’ yang dilihat si bocah. Tapi soal rasa, tak perlu diragukan lagi. Lidah sangat terpuaskan dengan pizza itu. Dan karena misi sudah tercapai, kami segera berlanjut untuk melakukan pembayaran dan segera keluar dari cafe. Dan malam itu, kebetulan juga pengunjung sepertinya akan semakin bertambah ramai.
Soal harga, sepertinya tidak berbeda dengan cafe EL’S Coffee yang sering kami datangi sebelumnya. Untuk total pesanan kami malam itu, saya merogoh kocek sekitar 250 ribuan. Dan sepertinya, kapan-kapan akan datang lagi untuk mencoba menu yang lain.
Layak dicoba nih untuk kamu yang ada di Lampung dan cari tempat cozy, bahkan cukup romantis untuk nge-date!!!
Pizzanya besar sekali ya, tampak menggiurkan
Benaarr. menggiurkan dan ternyata enak banget!
sayangnya agak menggoyang saldo uang jajan
😀
Baru dengar pizza bakar. Terlihat gosong2nya kayaknya enak juga.
Mal memang pilihan tepat untuk keluarga healing sekejap, memanjakan mata dan perut.
IYa, jadi pengen nyobain karena kebetulan lihat chef nya sedang memasukan ke dalam tungku. Ternyata enak 😀