Ada yang menarik waktu saya menonton trailer film Big Hero 6 kemarin. Di trailer itu, ada bagian yang menyebutkan “from the creator of Frozen and Wreck It Ralph”. Kalau film Frozen sih saya yakin sudah pada tahu semua, bahkan sampai ke lagu di film itu ikut booming. Tapi Wreck It Ralph, jujur saya justru baru denger.
Berangkat dari rasa penasaran itu, akhirnya saya main-main dan menemukan link film Wreck It Ralph. Ternyata film ini adalah film kartun, atau animasi, yang dirilis pada tahun 2012. Tahun segitu rasanya saya masih masa transisi antara hidup di pedalaman dan masuk kota jadi mahasiswa. Jadi saya mengakui memang kurang update untuk info film-film terbaru. Enggak sampai 1 jam, file BRRip dari film Wreck It Ralph siap untuk dinikmati. Ditengah-tengah tugas dan dikejar deadline, rasanya menonton film ini cukup menggiurkan. So, here it goes my reviews!
Film Wreck It Ralph mengambil cerita tentang seorang tokoh jahat bernama Ralph, yang ada di sebuah game berjudul Fix-It Felix Jr. Sebagai seorang karakter jahat di game, maka Ralph digambarkan agar terlihat jahat pula dengan bentuk tubuh yang besar, tangan yang kuat dan hobi yang jahat pula. Menghancurkan gedung dan bangunan, makanya namanya jadi Wreck-It Raplh. Dan namanya game, karakter memang sudah diprogram untuk seperti itu. Kita hanya perlu mengendalikan controller saja untuk memainkannya. Hanya saja di film ini, Disney mengambil sudut pandang yang unik. Mereka menggambarkan, “Bagaimana jika ternyata tokoh-tokoh di balik video game tersebut benar-benar hidup?”
Dalam film ini, digambarkan kalau setiap tokoh game yang ada dalam satu game center itu dapat saling berinteraksi. Mereka bisa bicara, nongkrong bareng, punya keinginan dan punya rasa takut. Sama seperti kita. Dan selama 30 tahun game Fixed-It Felix Jr. dimainkan, selama itu pula Ralph menjadi tokoh jahatnya. Hal ini yang kemudian membuat Ralph merasa lelah menjalani pekerjaannya dan ingin berenti dari pekerjaannya tersebut. “It becomes kind a hard to love your job, when no one else seems to like you for doing it”. Karena ini pula Ralph mulai berselisih dengan tokoh-tokoh lainnya. Hingga akhirnya Ralph memutuskan untuk berjuang menunjukkan kalau dia bisa menjadi seorang good guy!
Dalam perjalanannya menjadi seorang good guy inilah kemudian Ralph bertemu dengan banyak orang, belajar banyak hal dan menghadapi berbagai masalah yang cukup kompleks. Ralph lompat dari mesin game yang satu ke mesin game yang lain untuk membuktikan eksistensinya sebagai seorang good guy. Sajian berupa komedi, drama hingga emosi berhasil diaduk merata dan disajikan dengan ringan oleh Disney. Bahkan di beberapa scene, ada adegan memilukan yang membuat saya cukup tersentuh. Hingga pada akhirnya Ralph menyadari suatu hal, “You don’t need a medal to tell you are a good guy”.
Meski tokoh utama film ini tidak banyak mengocok perut seperti yang Baymax lakukan di film Big Hero 6, namun film ini menyajikan sesuatu yang lebih kompleks. Anggap saja kita sedang menyaksikan film dengan twist ending yang mengejutkan, dalam sajian yang lebih ringan dan diperuntukkan bagi segala umur. Sayangnya, ada adegan sedikit kurang pantas kalau mengajak anak-anak menonton bersama di ruang keluarga. Dengan sajian hiburan yang komplit namun ringan ini, rasanya film Wreck-It-Ralph pantas untuk diberi nilai 8.0/10.