Hollywood kembali mengangkat cerita sci-fi tentang pemanfaatan teknologi robot untuk membantu memudahkan hidup manusia. Kali ini, robot-robot tersebut dibentuk menjadi polisi yang akan membasmi kejahatan dalam film Chappie. Disutradarai oleh Neill Blomkamp, banyak yang bilang kalau sejak awal film Chappie memiliki nuansa kental film Blomkamp lainnya yang terbilang sukses berjudul District 9. Bedanya, di film ini Blomkamp seperti terjebak dengan kesuksesan itu sendiri.
Entah memang aroma District 9 yang memang menarik dibuat menjadi film, atau memang sang sutradara masih belum bisa move on dengan meriahnya nuansa District 9. Tapi yang jelas, Blompkamp berusaha menghadirkan sesuatu yang sedikit lebih segar disini. Tidak melulu tentang perang dan teknologi, film Chappie dilengkapi dengan berbagai unsur yang menyangkut tentang kemanusiaan.
Review Cerita Film Chappie (2015)
Film Chappie ini memang mengambil setting di masa depan, di mana kejahatan jalanan sudah terlalu merajalela sehingga butuh pembasmi kejahatan yang lebih tangguh dari sekedar polisi biasa. Maka dari itu, polisi merekrut perusahaan pengembang robot untuk membuat robot scout yang akan membantu polisi dalam membasmi kejahatan. Sampai di sini, saya merasa pondasi film ini sangat standar meskipun masih cukup menarik. Apalagi setting dan adegan-adegan perang di awal film sangat menghibur. Robot-robot canggih ini mampu mengambil alih perhatian penonton dengan aksi-aksinya.
Cerita dan konflik mulai berkembang di awal film ketika Deon (Dev Patel) yang menciptakan robot-robot tersebut, ingin menciptakan sesuatu yang lebih hebat, lebih cerdas dari sekedar mesin penumpas kejahatan. Entah kenapa, di sini saya merasa alur film menjadi berbalik dari yang saya harapkan. Sebenarnya saya berharap film ini akan menjadi bullet-to-bullet dengan berbagai konflik. Anggaplah saya berharap seperti film Real Steel yang memposisikan robot sebagai alat tarung, dan manusia di belakangnya dengan konflik yang berbeda. Ternyata Blomkamp membuat sesuatu yang berbeda. Plot cerita di mana manusia berusaha menjadi Tuhan dengan mengembangkan kehidupan tersendiri, membuat film Chappie ini menjadi sedikit berbeda dibandingkan dengan film robot lainnya.
Bercerita soal pertempuran, entah karena sok tahu atau memang semua penonton merasakan, tapi sedari awal film saya sudah menebak bagaimana klimaks pertempuran Chappie nantinya. Keberadaan robot besar yang selalu dijadikan bahasan sepanjang film oleh Hugh Jackman terbukti bukan hanya akan dipajang dan berakhir di hanggar saja. Sayangnya, saya lagi-lagi harus kecewa dengan final battle yang disajikan. Saya kira pertempuran akan berlangsung dengan epic. Memang sih pertempurannya seru, tapi entah kenapa terlalu singkat. Rasanya sayang saja, sudah disetting sedemikian rupa, tapi perangnya gitu-gitu saja.
Meskipun ini film robot dengan nuansa teknologi tinggi, sisi kemanusiaan justru menjadi hal yang paling di film Chappie ini. Proses dimana Chappie baru saja lahir dan memulai kehidupannya sebagai ‘bayi’, belajar banyak hal dan berkembang memang bagian yang menarik dan juga lucu. Apalagi ketika konflik moral muncul antara yang memelihara dan yang membuat. Emosi penonton seperti dipancing untuk ikut berkomentar.
Dan dari semua bagian, mungkin penonton akan setuju kalau ending adalah bagian yang paling mengharukan sekaligus tidak dapat ditebak. Yah setidaknya, sampai dengan 3/4 film saya masih menebak kalau film ini akan berakhir dengan ending yang klise. Dan saya salah besar. Ini adalah film sci-fi dan dapat dikembangkan dengan imajinasi yang tinggi. Blomkamp melihat film ini dari sudut pandang dan imajinasinya sendiri. Dan dia akhirnya memilih ending yang lumayan jauh dari bayangan saya. Untuk bagian yang satu ini sepertinya tidak ada komentar lain deh!
Overall, menjawab banyak pertanyaan tentang “film Chappie bagus enggak sih?“, maka saya akan bilang kalau film ini salah satu film yang wajib kamu tonton. Saya enggak akan bilang kalau film ini akan mengagumkan, tapi film ini sangat menarik dan cukup memuaskan untuk disaksikan. Dan untuk Chappie, saya mungkin akan memberikan skor 7.6/10!