Gigi anak memang harus dijaga kebersihannya dan dirawat mulai sedini mungkin. Bahkan dari tumbuh gigi pertama, kita sebagai orang tua harus mulai merawat dan mengajarkan anak cara untuk merawat gigi mereka. Itu pula yang sudah saya dan istri lakukan untuk merawat dan mengajarkan Baby Queen menjaga giginya. Mulai dari sikat gigi setiap mandi pagi, sore dan menjelang tidur, kumur-kumur sehabis makan permen atau coklat, dan terakhir rutin memakai vitamin gel untuk gigi anak.
Tapi ya namanya gigi, apalagi anak-anak, entah kenapa kok masih saja diserang masalah gigi bolong atau bahasa si Bunda gigi grepes. Sebenarnya gigi Baby Queen secara keseluruhan enggak ada masalah. Hanya pada dua gigi depan, tepat di tengah membentuk bolongan. Meski si Baby Queen enggak merasa terganggu, tapi si Bunda merasa enggak nyaman aja melihat gigi yang bolong itu. Sampai akhirnya muncul ide untuk membawa Baby Queen ke dokter gigi dan menambalnya.
Mengajak anak ke dokter gigi sendiri jelas bukan perkara yang mudah. Apalagi Baby Queen punya pengalaman buruk ke dokter bedah waktu melepas jahitan di keningnya. Tapi dengan penuh kesabaran, plus ditambah waktu dua minggu untuk merayu, akhirnya awal bulan kemarin Baby Queen mau juga diajak ke dokter gigi. Malah sampai di hari H, dia yang bangun lebih pagi, kemudian ngebangunin Ayahnya dan mengajak buru-buru ke dokter gigi. Ajaib….
Sampai di dokter gigi, saya sebenarnya mulai agak khawatir. Takutnya Baby Queen bakal berubah pikiran dan merengek minta pulang. Tapi ternyata Baby Queen sangat sangat tenang dan antusias untuk memulai proses penambalan gigi. Malah ketika perawat yang akan menambal gigi meminta ayah atau bundanya naik ke kursi perawatan untuk memangku, Baby Queen dengan cepat menunjuk saya untuk menemani dan memaksa saya bergegas. Iya, dia minta cepat-cepat. Dan saya masih takjub.
Akhirnya proses penambalan gigi segera dimulai. Saat perawat mulai menyiapkan alat-alat, termasuk mencuci perlengkapan bor gigi, saya makin merasa khawatir. Bukan apa-apa, saya takut saat giginya tengah di bor, Baby Queen bakal berontak. Wah bisa berabe nih. Apalagi kalau Baby Queen berontak di tengah proses penambalan gigi. Bisa separuh jalan doank deh.
Tapi lagi-lagi, ketakutan saya itu benar-benar salah. Baby Queen benar-benar anteng, tenang dan mengikuti semua proses tanpa pernah berontak apalagi minta berenti. Yah mungkin cuma sedikit gerakan reflek saat giginya mulai di bor saja. Selanjutnya, kembali rebahan tenang di pangkuan saya. Enggak cuma saya, bahkan sampai perawatnya juga takjub. Karena menurut dia, menambal gigi anak kecil itu susah banget. Apalagi masih berusia 3 tahunan gitu. Mau diajak ke dokter gigi aja menurut dia sudah bagus.
Setelah kurang lebih 20 atau 30 menitan, akhirnya proses menambal gigi Baby Queen selesai juga. Hasilnya, gigi bolong Baby Queen hilang. Enggak cuma itu, gigi depan yang tadinya sedikit jarang, sekarang malah jadi lebih rapat dan besar. Mirip gigi kelinci. Dan jelas, Baby Queen jadi bangga dengan gigi barunya. Semua orang kebagian dipamerin sama dia. Mulai dari sepupunya, tantenya, om, kakek dan nenek.
Sayangnya, tambalan gigi Baby Queen ini enggak bertahan lama. Cuma sekitar 3 harian aja. Entah kenapa senin sore saat Baby Queen bangun tidur, giginya sudah bolong lagi. Usut punya usut, ternyata gigi itu meski boleh dipakai makan, tapi belum boleh dipakai mengigit yang keras-keras dulu. Dan sebelum tidur siang, Baby Queen sukses melahap satu porsi Nata De Coco yang memang rada kenyal-kenyal.
Akhirnya, sekarang gigi Baby Queen bolong lagi deh. Dan si Bunda sudah menyiapkan rencana untuk ke dokter gigi lagi di jadwal mudik saya berikutnya. Sementara si Baby Queen sudah makin rajin bertanya kapan Ayahnya pulang dan mengajaknya untuk menambal gigi lagi. Haduh….
Tips Mengajak Anak Ke Dokter Gigi
Beberapa teman yang tahu kalau Baby Queen tidak takut diajak ke dokter gigi dan mau ditambal giginya, ternyata merasa penasaran juga. Mereka jadi bertanya, gimana sih tips supaya anak tidak takut diajak ke dokter gigi. Karena ternyata, banyak diantara mereka yang kesulitan untuk mengajak anak ke dokter gigi. Bahkan ke dokter umum biasa juga. Maka dari itu, berikut ini sedikit tips yang mungkin bermanfaat agar anak mau diajak ke dokter gigi atau dokter lainnya.
#1 Ajaklah Anak Dari Jauh Hari
Periksa gigi atau menambal gigi anak itu buat saya bukanlah hal yang sifatnya genting. Maksudnya tidak harus dilakukan besok atau seketika. Jadi kita masih punya waktu untuk merayu dan mengajak anak dari jauh-jauh hari. Harapannya, biar anak juga siap dan enggak tiba-tiba diajak ke tempat yang mungkin buat dia saat itu menakutkan. Bayangin kalau anak tiba-tiba diberitahu “besok kita ke dokter gigi biar gigi kamu ditambel”. Bisa saja dia langsung menolak, karena itu bukan kemauan dia.
#2 Ajak Anak Pahami Masalah Dan Hasilnya
Meski dia masih anak-anak, bukan berarti dia enggak punya nalar dan logika. Justru karena anak-anak itulah, kita masih bisa berdiskusi dengan mengajak anak menggunakan logikanya. Dalam kasus Baby Queen, kami beri penjelasan saja kalau giginya itu bolong. Dan untuk mengatasinya perlu ditambal di dokter gigi. Kalau sudah ditambal, maka dia akan punya gigi yang enggak bolong dan lebih enak dipakai makan. Oh iya, kami enggak mengatakan “kalau giginya enggak bolong akan lebih cantik”. Sejauh ini, kami menghindari kalimat itu dan sejenisnya.
Dengan cara ini, Baby Queen menjadi antusias dengan kalimat “Kalau udah enggak bolong, boleh makan es krim nggak Yah?” atau sejenisnya. Dan ini merupakan reward tersendiri buat dia.
#3 Yakinkan Anak Kalau Dia Bisa
Kepercayaan diri anak itu dibangun dari lingkungan, dan jelas juga dari orang-orang terdekatnya. Dan sudah pasti dari orang tua yang mendidik mereka. Jadi ketika anak merasa takut ke dokter gigi, cobalah untuk yakinkan kalau ke dokter gigi itu enggak menakutkan atau menyakitkan. Jelaskan kalau si anak adalah anak yang kuat dan sanggup menghadapi tantangan ke dokter gigi. Dan jangan lupakan pula tips kedua, bahwa ini akan memberikan manfaat yang baik untuk dia sendiri.
#4 Enggak Pakai Reward!
Dari si Bunda, kami sepakat untuk sebisa mungkin menghindari sistem reward yang bersifat langsung dan materi. Misal kalau mau ke dokter gigi nanti dibelikan mainan atau jajanan. Karena apa yang dia lakukan, ya untuk kebaikan dia sendiri. Sedangkan sistem reward menurut kami akan membuat anak melakuan sesuatu hanya demi mendapatkan hadiah, bukan karena manfaat yang dia peroleh. Kalaupun ada reward yang mau diberikan, ya berikan saja. Tapi jangan dijanjikan di awal.
#5 Orang Tua Jangan Panik
Kadang dibandingkan anak, justru orang tua yang lebih takut dan panik. Seperti yang saya alami. Dan hal ini jangan pernah ditunjukkan di depan anak. Apalagi sampai mengucapkan sesuatu yang akan membuat anak justru ketakutan. Kita harus menunjukkan sikap yang tenang dan optimis kalau si anak akan baik-baik saja. Buat saya, wajar kalau kita ketakutan ketika buah hati akan ke dokter untuk periksa, berobat, apalagi sampai menambal gigi. Tapi jangan berlebihan, karena itu justru akan menurunkan kepercayaan diri si anak.
Kayaknya sih itu saja sedikit tips agar anak mau diajak ke dokter gigi. Memang sih sepertinya biasa-biasa saja, enggak ada tips yang spesial. Tapi buat mengajak Baby Queen ke dokter gigi, tips ini terbukti sukses kok!