Sudah satu atau dua bulan belakangan ini, BabyQueen punya aktifitas baru di akhir minggu. Dia jadi rajin ikut kelas bermain dan belajar Little Nuri, Bandar Lampung yang diadakan sekitar dua atau tiga minggu sekali. Dan setiap kali diadakan, Little Nuri selalu membawa tema yang berbeda-beda. Contohnya saja kelas mengenal anggota tubuh, mengenal cuaca atau juga sayur dan buah.
Beberapa minggu lalu, Little Nuri mengadakan kelas yang berbeda dari biasanya. Kelas dipindah ke gerai Dunkin’ Donuts Bandar Lampung. Dari poster kelas mingguannya, disebutkan kalau kelas ini akan menggelar belajar membuat donat bersama. Kelas tersebut dilakukan di hari Sabtu, pertengahan April 2017.
BabyQueen jelas enggak mau ketinggalan. Selain senang ikut kelas Little Nuri, Dia juga kebetulan memang senang makan donat dan yang manis-manis. Jadilah Sabtu pagi itu saya sudah bersantai di ruang lantai dua Dunkin’ Donuts Bandar Lampung sembari melihat BabyQueen serta puluhan anak-anak lainnya (dan mamah-mamahnya) sibuk dengan aktifitasnya masing-masing. Maklum, kelas belum dimulai.
Pukul 10 lewat beberapa menit, kakak-kakak pemandu kelas Little Nuri akhirnya memulai acara. Kali ini bukan hanya mereka, tapi juga ada dua orang pegawai dari Dunkin’ Donuts Bandar Lampung yang ikut serta. Salah satunya ternyata koki yang bertugas untuk membuat adonan dan mencetak donat untuk anak-anak tersebut.
Meski judulnya belajar cara membuat donat, jangan dibayangkan kalau anak-anak akan diajarkan membuat donat dari langkah awal. Di sini mereka tidak diajarkan cara mencampur tepung, gula, mentega dan mengaduknya dengan mixer kok. Om Koki rupanya sudah menyiapkan adonan yang sudah siap untuk digunakan. Jadi dia hanya mendemokan bagaimana mengulen adonan tersebut, memukul-mukulnya dan kemudian menggilas adonan tersebut agar gepeng dan siap untuk dicetak.
Supaya tidak bosan, anak-anak juga diajak untuk ikut mencetak dan mengulen adonan tersebut. Jelas anak-anak sangat antusias berbaris menunggu giliran. Ada yang meremas-remas adonan, memencet, memukul-mukul atau sekedar mencolek untuk menjawab rasa penasaran mereka. Saat mencetak adonan pun demikian. Saya sampai berfikir, ini kenapa adonan donatnya tidak steril sama sekali ya?
Setelah semua anak mendapat giliran mencetak adonan donat mereka, Om Koki membawa adonan donat tersebut keluar ruangan dan menyebutkan kalau adonan akan digoreng terlebih dahulu. Di tahap ini, anak-anak ataupun orang selain staf Dunkin’ Donuts Bandar Lampung tidak boleh ikut. Ini dikarenakan minyak yang digunakan sangat panas. Selain itu, dapur dan ruang penggorengan adalah area steril.
Saat Om Koki kembali, dia tidak membawa apapun. Tapi dia langsung mengambil beberapa kotak berisi donat yang sudah digoreng dari belakang meja. Hoo….saya baru tahu bagaimana jalannya kelas belajar membuat donat ini. Rupanya adonan yang di awal tadi memang dibuat untuk belajar dan bermain beramai-ramai. Sementara donat yang akan dibagikan dan dimakan, sudah disiapkan sebelumnya.
Akhirnya tibalah waktu yang paling meriah. Anak-anak dipanggil satu-persatu untuk mengambil donat dan memilih toping yang mereka inginkan. Dan tentu saja, mereka harus membuat versi donat mereka sendiri. Semua anak sangat antusias untuk memilih mesis warna-warni sebagai toping donat mereka. Bahkan ada yang langsung mencomot mesis tersebut dan memakannya begitu saja!
Setelah selesai, maka BabyQueen dan teman-temannya mulai sibuk menghabiskan donat yang sudah mereka buat. Dan sebagai penutup, tim dari kelas Little Nuri membagikan souvenir dan paket minuman untuk semua anak.
Sebelum pulang, gerai Dunkin’ Donuts Bandar Lampung diserbu oleh ibunya anak-anak yang memborong donat untuk dibawa pulang. Begitu juga Bunda dan BabyQueen yang langsung sibuk memilih-milih donat favorit mereka untuk dibawa pulang. Sementara ayahnya, sudah siap-siap di kasir sambil pegang dompet.
Hi Dear, are you actually visiting this web page daily, if so then you will definitely take nice experience.
wah klo ada ginian, missisnya pasti abis duluan wkwkw
bener banget om
hahaha