Mendaki Semeru (bag 2), Ranukumbolo Menuju Kalimati

Setelah menikmati indah dan dinginnya pagi di Ranukumbolo (baca : Mendaki Semeru Bag I), saya dan Perdhana mulai beraktifitas seperti pendaki lainnya. Buang air, cuci muka, ambil air dan masak sarapan. Udara yang teramat dingin membuat Perdhana yang ditunjuk sebagai koki mengambil langkah mengagumkan, masak di dalam tenda. Cerdas. Sementara itu, Hanung masih tidur di tendanya sendiri.

Masak di dalam tenda... Jenius :D
Masak di dalam tenda… Jenius 😀

Selesai sarapan, saya mulai merasakan sakit dan ngilu pada bagian bawah paha. Tepat sebelum lutut. Jujur saya merasa tidak yakin untuk melanjutkan ke Kalimati. Lagipula, pencapaian Ranukumbolo ini buat saya adalah kepuasan tersendiri mengingat apa yang sudah saya lalui kemarin. Saya mencoba mengoleskan Counterpain untuk meredakan sakit, lalu berkeliling ke sekitar danau. Melihat pendaki lain yang sedang paking dan bersiap – siap melanjutkan perjalanan.

Pukul 9 pagi, saat rebahan di dalam tenda, saya melihat perlengkapan yang bertaburan. Sepatu lapangan, trekking pole, sarung tangan sampai gaiter. “Yakin mo sampe sini doank?“, mungkin itu yang menjadi pertanyaan di pikiran saya waktu itu. Hingga akhirnya terucap juga, “Dhan, muncak kita?“. Perdhana cuma ketawa, lalu memulai packing barang yang penting saja. Lainnya kami tinggal di tenda Hanung, karena sejak awal dia memang bilang hanya akan menemani sampai Ranukumbolo saja.

Setelah packing, berkeliling dan bercanda dengan Bapak Pemancing kemarin, jam 11 siang kami berangkat menuju Kalimati. Tantangan pertama, Tanjakan Cinta. Kalau di foto atau diliat dari tipi sih, memang tanjakannya biasa aja. Coba kalau dinikmati langsung, dijamin lebih mantap. Sepanjang tanjakan, dengan kaki yang sakit, saya malah mikir “kenapa nggak diem di danau aja, kemping ceria!“. Tapi perlahan namun pasti, saya sampai di puncak tanjakan, langsung disambut dengan keindahan Ora – Ora Ombo dengan latar Puncak Mahameru. Mengagumkan!

Mitos tanjakan cinta gunung semeru
Tanjakan Cinta, hayooo saya yang mana 😀

Perjalanan ke Kalimati menurut saya jalurnya lebih santai dibandingkan dari Ranupani ke Ranukumbolo kemarin. Tapi tetap saja, dasarnya pendaki malas, diperjalanan menuju Kalimati kami beberapa kali istirahat, minum, makan cemilan hingga tidur siang. Beneran tidur….Perdhana pakai ngorok juga kok.

Jam 3 sore kami sampai di Kalimati, lumayan ramai ternyata. Setelah kalah debat, saya kebagian mengambil air di Sumber Mani dan Perdhana mendirikan tenda. Ternyata Sumber Mani cukup jauh, jalurnya juga cukup sulit. Mungkin 40 menit lebih untuk pulang pergi Sumber Mani – Kalimati. Tapi sampai di Sumber Mani sangat puas dengan segarnya mata air pegunungan. Saya sempat cuci muka, kumur kumur dan minum langsung dari mata air. Puas!

Jam 5 sore kami selesai makan, langsung masuk tenda untuk memulihkan sedikit tenaga. Kami harus tidur untuk mempersiapkan summit ke Mahameru tengah malam nanti. Sebelum tidur, saya sekali lagi mengoleskan Counterpain ke telapak kaki, betis, dan paha. Lutut kanan juga semakin tidak dapat diajak bekerja sama. Tapi masih dalam tahapan wajar, tidak terbiasa berjalan terlalu jauh sepertinya.

Tapi badan yang terlalu lelah, ditambah di tenda sebelah sibuk tertawa dan bercanda membuat kami juga agak sulit tidur. Jadi, ya tidur seadanya. Tidur ayam kalau kata orang tua. Sesekali kami bangun dan melihat jam, lalu mencoba tidur lagi.

Baca lanjutannya disini ya : Mendaki Gunung Semeru, Puncak Mahameru

2 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here