Sekitar 22 tahun yang lalu, Spielberg sukses menghidupkan sebuah novel yang bercerita tentang dinosaurus dalam sebuah film berjudul Jurassic Park (1993). Dan dengan teknologi saat itu, mungkin hidupnya dinosaurus di layar kaca dan kepintaran manusia untuk menghidupkannya menjadi fenomena yang wah. Walau jujur saja, mungkin saya baru menikmati film ini sekitar tahun 1997. Di laser disc guru SMP yang menggunakan film ini sebagai pelajaran untuk berdialog bahasa inggris. Dan meski sudah terbilang jadul, sampai sekarang film Jurassic Park tetap mampu untuk mengajak penontonnya enggan memindahkan channel saat film ini tayang di layar kaca tv nasional.
Dan sekarang, franchise Jurassic kembali lagi hadir di layar lebar. Mengusung judul Jurassic World, secara teknis ini adalah film keempat meneruskan franchise yang telah dibangun oleh Spielberg. Namun beberapa penggemar menganggap kalau film Jurassic World ini mengambil plot cerita setelah film pertama. Dimana saat itu, John Hammond mengembangkan sebuah taman dinosaurus yang dianggap gagal. Posisi tersebut kemudian diteruskan dengan awalan yang manis di film ini.
Cerita Film Jurassic World (2015)
Secara umum, sepertinya tidak ada cerita baru yang mendasari film Jurassic World ini. Masih seperti plot cerita sesepuhnya, film ini diawali dengan pengenalan tokoh kedua kakak beradik Gray (Ty Simpkins) dan Zach (Nick Robinson) yang akan mengunjungi bibi mereka Claire (Bryce Dallas Howard). Claire sendiri adalah seorang penanggung jawab operasional Jurassic World, sebuah taman dinosaurus yang lebih modern, mewah, fantastis dan aman yang dimiliki oleh Misrani (Irrfan Khan). Jauh melebihi ekspekstasi yang dibangun oleh Hammond dahulu.
Singkat kata, ambisi, ego dan kesewenangan jabatan kembali mengambil peranan yang menjadi awal bencana di film ini. Seekor dinosaurus hasil pengembangan ilmuwan di Ingen bernama Indominus Rex rupanya jauh melebihi ekspekstasi, atau yang diharapkan oleh pengelola taman ini. Pengembangan tersebut menciptakan dinosaurus yang tak hanya besar karena mengusung nama Rex, tapi juga membawa intelejensi dari berbagai hewan dan dinosaurus lainnya. Selanjutnya bisa ditebak, film ini akan berlari di scene perburuan, perkelahian antara dinosaurus dan tentu saja bertahan hidup.
Waktu film ini diputar di bioskop, jujur saja yang ada di fikiran saya adalah “ah 3 film Jurassic ceritanya gitu-gitu aja“. Dan ya, kali ini pun setelah menonton filmnya terbukti kalau pemikiran saya benar. Namun cerita bukanlah satu-satunya yang ditawarkan di film Jurassic World ini. Berselang lebih dari 20 tahun, Jurassic kini hadir dengan membawa fantasi liar tentang taman dinosaurus ini menjadi seperti nyata. Bahkan teknologi-teknologi yang membuat kita berfikir apakah apa yang kita lihat itu mungkin terjadi. Untuk masalah visual effect atau CGI, rasanya tidak ada yang perlu dilebih-lebihkan. Apa yang tersaji sudah cukup untuk membuat kita merasa hal tersebut seperti nyata.
Dari sektor cerita, mungkin alur cerita yang ditulis secara keroyokan tersebut sepertinya tidak ada yang terlalu spesial. Hal ini rupanya berhasil ditutupi dengan kehadiran Colin Trevorrow yang dipilih sebagai jagoan di film ini. Setidaknya, dengan cerita yang standar, dibumbui dengan aksi yang menegangkan dan juga aktor plus aktris yang menarik, maka film ini akan berhasil dikemas menjadi film yang sangat layak ditonton.
Overall, dari semua film Jurassic mungkin kita tidak akan melupakan nostalgia ala Jurassic Park 20 tahun yang lalu. Namun kali ini, Jurassic World berhasil menampilkan sebuah film yang lebih menegangkan, menganggumkan dengan tetap menghormati pendahulunya. Contohnya saja, scooring yang sangat khas sekali ala Jurassic Park dan dikemas dengan lebih menggelegar. Rasanya, untuk sebuah film yang meneruskan franchise sebuah film fenomenal, film ini layak dapat angka 7.6/10.
