Review Kuliner Bebek Goreng H Slamet, Bandar Lampung

Dulu saya jarang makan bebek, atau mungkin bisa dibilang enggak pernah. Mungkin karena saya dulunya tipe orang yang ragu mau coba-coba makanan baru. Tapi sejak saya bekerja di Kalimantan Selatan, dimana terkenal dengan makanan Bebek Amuntai, saya jadi ketagihan dengan empuk dan gurihnya rasa bebek goreng. Kesukaan saya dengan daging bebek ini makin bertambah dengan adanya rumah makan khas bebek di Bandar Lampung, dan menjamurnya kuliner bebek di Surabaya.

Beberapa bulan yang lalu, di Bandar Lampung bertambah satu lagi rumah makan khas bebek goreng. Namanya Rumah Makan Bebek Goreng Haji Slamet Khas Kartasura. Sebenernya ini bukan hal baru buat saya. Di Surabaya saya sering makan di rumah makan ini cabang Gubeng, Surabaya. Masakan bebek goreng yang khas, ditambah minuman es gula asam yang dihidangkan membuat saya ketagihan. Makanya, begitu saya mudik dan tahu ada RM Bebek Goreng H Slamet di Bandar Lampung, saya langsung mengajak keluarga makan bareng di sana. Ekspektasi saya, tentu paling tidak rasa dan kualitasnya sama dengan yang di Surabaya. Oh iya, lokasi pastinya adalah di Jalan Zainal Abidin Pagar Alam, Bandar Lampung.

review harga kuliner bebek goreng slamet

Pertama kali saya kesana, saya mengajak Istri, Anak (umurnya 2 tahun), Ibu dan Ponakan. Karena kebetulan Ibu saya masih kenyang dan juga tidak bisa makan daging bebek, maka beliau tidak ikut memesan. Hanya minum saja. Total pesanan kami waktu itu 2 potong paha bebek dan 1 porsi paha bebek remuk. Untuk minum standar saja, hanya jeruk hangat dan saya sendiri memesan minuman kesukaan saya, es gula asam.

Pertama kali pesanan datang, saya sedikit kecewa. Ternyata kalau di Surabaya bebeknya digoreng kering dan renyah pada bagian luar, yang di Bandar Lampung ini digoreng dengan model basah. Sehingga dari kulit dan daging bagian luar saja sudah empuk semua. Tapi ya sudahlah, yang penting mungkin rasanya. Setelah saya cicipi, rasa daging bebek goreng ini memang benar-benar dimasak dengan empuk. Rasanya juga gurih dan bisa dibilang memuaskan. Anak saya yang berumur 2 tahun saja sampai doyan memegang sendiri paha bebek dan menggigitnya sendiri.

Berlanjut ke menu tambahan, sambal korek dan es gula asam. Untuk sambal korek, bisa dibilang saya benar-benar kecewa. Rasanya hanya pedas saja, tidak ada asin-asin sama sekali. Entah kokinya lupa memasukkan garam, atau memang masakannya seperti itu. Kekecewaan ini berlanjut saat saya menyeruput es gula asam. Rasanya benar-benar serba kurang, ya kurang gula dan kurang pula asamnya. Hambar sekali.

Kedua kali saya makan di RM Bebek Goreng H Slamet Bandar Lampung ini, saya tidak makan di tempat. Tapi saya memesan bebek goreng saja untuk dibawa pulang karena kebetulan istri saya bilang gas habis saat saya sedang diluar. Awalnya saya ingin memesan 4 potong bebek dengan total harga kalau tidak salah 4×23.500, sekitar 94ribu rupiah. Namun ternyata untuk menu 1 ekor bebek harganya tidak terpaut jauh, hanya 105 ribut rupiah saja. Jadi saya memesan 1 ekor bebek goreng untuk dibawa pulang. Yang saya dapat dalam pesanan saya adalah 2 potong paha, 2 potong dada, 1 porsi hati-rempela, 1 kepala bebek, lalapan (timun, kol dan kemangi) serta 1 bungkus besar sambal korek. Aneh, saya kok tidak dapat ceker bebek, padahal itu ada juga di menu. Apa bebek yang saya pesan kebetulan enggak punya kaki ya?

harga review bebek goreng slamet

Untuk impresi kedua ini bisa dibilang lebih memuaskan dibanding sebelumnya. Kalau soal daging bebeknya sendiri, tidak ada perubahan. Hanya saja dengan harga sama, dada bebek ternyata lebih besar dibanding pahanya. Jadi lebih puas. Dan untuk sambal koreknya, sudah lebih nikmat dibanding sebelumnya karena sudah terasa seperti ‘sambal’. Bukan sekedar cabe digiling saja.

Secara keseluruhan, Rumah Makan Bebek Goreng Haji Slamet Cab Kartasura ini bisa jadi pilihan untuk variasi tempat makan di Bandar Lampung. Meski beberapa menu buat saya agak mengecewakan, khususnya es gula asam, mungkin lain kali saya akan bilang langsung ke pelayannya saja biar ditambahin. Untuk harga, sepertinya sedikit lebih mahal dibanding yang di Surabaya. Namun rasanya masih dalam kategori wajar saja kok.

Anyway, rumah makan ini belum bukan punya saya. Kenal juga enggak sama yang punya. Beneran menulis dengan mencoba se-objektif mungkin. Barangkali bisa jadi referensi tempat makan di Bandar Lampung.

4 COMMENTS

  1. Bebek Haji Slamet Cab Kartosuro ini jadi langganan kami juga, Mas, di Bogor sini.

    Padahal ada beberapa rumah makan bebek seperti Pak Ndut, Bebek Dower dll, tapi menurut saya rasa bebek di Bebek Haji Slamet yang garing dan rempahnya kerasa sungguh pas di lidah saya yang gak suka bau amis khas bebek dan tekstur alami daging bebek yang lembek berlemak.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here