Untuk penggemar film-film animasi, tentu tak asing lagi dengan nama besar Pixar. Rumah produksi yang juga mengusung nama besar Disney ini memang punya sederet film-film animasi yang sukses besar, bahkan masih dikenang oleh penggemar film. Sebut saja contohnya Up!, Ratatouille dan mungkin tentu saja Wall-E.
Sayangnya, belakangan Pixar seperti sibuk untuk menjaga nama yang sudah mereka ciptakan. Sementara Disney seperti lupa punya ‘anak buah’ dan mencetak sukses animasi mereka dengan Frozen dan Big ‘Baymax’ Hero, Pixar justru mencoba bertahan dengan mini-movie dari seri yang sudah pernah ada. Namun kali ini, Pixar seperti ini mencoba menunjukkan eksistensi mereka sebagai pencetak film animasi terbaik. Hasilnya, film animasi Inside Out laris manis di pasaran!
Review Cerita Film Animasi Inside Out
“Apa yang sedang orang pikirkan di dalam kepalanya?“. Bagaimana bisa seseorang bertindak dan mengambil keputusan dalam keadaan emosi yang sedang senang, marah, sedih dan sebagainya. Mungkin itu sebuah pertanyaan besar yang sering membuat kita penasaran untuk mencari jawabannya. Dan pertanyaan tersebut mungkin akan membutuhkan segala macam teori psikologi serta diskusi dengan para pakar untuk dapat menemukan penjelasan yang logis.
Tapi rupanya tidak demikian dengan Pete Docter dan Ronaldo Del Carmen yang punya ide cerita sekaligus menjadi sutradara film animasi terbaru Pixar berjudul Inside Out ini. Dengan sederet penelitian serta dibantu beberapa pakar di bidangnya, Pete Docter sukses menjelaskan bagaimana emosi bermain di dalam otak manusia dengan cara yang lebih sederhana, menyenangkan dan mudah untuk dipahami.
Dalam film ini digambarkan bahwa pada dasarnya, manusia memiliki 5 emosi yang menguasai sifatnya. Di Inside Out, emosi seorang anak perempuan bernama Riley digambarkan oleh kehadiran Joy, Sadness, Fear, Anger dan Disgust. Selama sebelas tahun, kehidupan Riley didominasi oleh kesenangan dan kebahagiaan. Iya, di masa anak-anak, Joy adalah hal yang paling mereka rasakan.
Namun beranjak dewasa, tentu masalah yang dirasakan juga akan mulai berkembang. Begitu pula yang dirasakan oleh Riley. Joy yang semula memegang kendali sifat Riley mulai menemukan masalah-masalah beragam. Dari sini Sadness, Fear, Anger dan Disgust mulai semakin berperan. Terlebih saat Sadness melakukan sesuatu yang dianggap oleh Joy sebagai kesalahan besar. Dari sini, Joy dan Sadness akhirnya mencoba memperbaiki semuanya!
Dari sinopsis tersebut, mungkin kamu bakal berfikir kalau cerita animasi kebanyakan memiliki plot yang serupa. Namun kalau dilihat lebih dalam lagi (cieeee…), film ini mungkin bisa dibilang cukup jenius. Pete Docter dan Pixar berhasil menjelaskan bagaimana emosi mampu mempengaruhi manusia berkembang, membentuk sifat, mengambil keputusan dan sebagainya. Dan enggak perlu penjelasan yang ribet, Pixar dengan jenius menggambarkan masing-masing emosi dan peranannya dengan membentuk karakter yang lucu dan menggemaskan.
Untuk sebuah film animasi, jujur saja film Inside Out mungkin bisa dibilang sebagai film animasi yang sangat baik. Mungkin untuk anak-anak, ini akan menjadi film kartun dengan karakter yang lucu dan adegan-adegan yang mengajak tertawa. Namun untuk anak yang mulai beranjak besar, mereka tentu akan belajar memahami apa yang mereka rasakan, apa yang membuat mereka seperti menjadi labil. Dan untuk semua itu, nilai 8.8/10 adalah angka yang pantas. Spektakuler Pixar!!!