Sejak pandemi ditetapkan dan pekerjaan kantor lebih banyak dikerjakan dari kos atau work from home (WFH), saya hampir tidak pernah beraktifitas di luar. Keluar kosan hanya untuk ambil paket, delivery makanan atau ke ATM saat benar-benar butuh uang cash. Paling ya sesekali saat pekerjaan tidak terlalu padat, menyempatkan berjemur di depan rumah kos sembari nyeruput teh hangat.
Setelah 7 bulan pandemi, kantor akhirnya memutuskan untuk mulai menyesuaikan kegiatan pekerjaan dengan membagi jadwal WFH pegawai dan tentu saja kegiatan lapangan yang harus dijalankan. Dikarenakan pekerjaan saya yang dekat dengan para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), maka kegiatan meninjau para pelaku UMKM juga mulai dijalankan kembali. Syaratnya: protokol kesehatan dijaga ketat.
Dinas pertama setelah 7 bulan terkurung di kamar kos, saya mulai mempersiapkan semuanya dengan matang. Membeli beberapa masker kain, menyiapkan pula beberapa masker medis, hand sanitizer dan terakhir tentu saja melakukan rapid test COVID-19 sebagai syarat untuk melakukan perjalanan dengan pesawat terbang.
Atas rekomendasi teman yang sudah pernah melakukan rapid test, saya memutuskan untuk rapid test di Laboratorium Prodia Kramat, Jakarta Pusat. Alasan saya saat itu adalah lokasinya dekat dengan kos, kualitas laboratorium yang terjamin baik dari SOP ataupun perlengkapan dan tentu saja harga yang masih dalam batas penetapan.
Hari rabu pagi, tanggal 23 September, jam masih menunjukkan pukul 06.45 saat saya turun dari ojek online di depan gedung Laboratorium Prodia. Saya langsung menuju lobby yang disambut Pak Satpam. Seperti biasa, cek suhu dengan thermogun, lalu diminta mencuci tangan dan memakai hand sanitizer yang sudah disediakan. Setelah itu Pak Satpam menanyakan keperluan saya datang pagi itu.
Sekedar informasi, untuk keperluan rapid test COVID-19, Prodia menyediakan 3 jenis antrian. Datang dengan rekomendasi dokter, tanpa rekomendasi/rujukan dokter, dan datang dari corporate/perusahaan yang sudah bekerja sama dengan Laboratorim Prodia. Saya mengambil antrian untuk rapid test tanpa rekomendasi dokter, meski saat itu tidak tahu perbedaannya.
Tidak perlu lama antri, saya langsung dipanggil untuk pendaftaran. Oleh staf yang melayani, saya diberi penjelasan bahwa rapid test COVID-19 harus dilakukan dengan rekomendasi atau konsultasi dokter. Jika datang tanpa rekomendasi, maka kita harus melakukan konsultasi dengan dokter yang bertugas di Laboratorium Prodia tersebut. Ohhh….ini toh perbedaannya, saya baru tahu.
Setelah menyetujui syarat tersebut dan melakukan pembayaran, saya kembali menunggu untuk pengambilan sampel darah. Tidak sampai 10 menit, saya dipanggil petugas berpakaian APD lengkap dan diminta masuk ruang pengambilan sampel darah.
Untuk proses pengambilan darah, standar saja. Selain saya agak ngeri dengan darah-darahan, di lokasi ini juga dilarang mengambil gambar atau video. Namun untuk yang penasaran, pengambilan darah dilakukan dengan menggunakan vacutainer. Alat yang sempat heboh dan menyebabkan Bapak Ridwan Kamil disebut membuat pembohongan publik dengan pura-pura disuntik. Hahaha..
View this post on Instagram
Selesai ambil darah, saya kembali diminta untuk menunggu. Kali ini untuk keperluan konsultasi dokter yang baru mulai praktek sekitar pukul 8 pagi. Karena masih sekitar 40 menitan lagi, saya akhirnya memutuskan untuk menunggu di luar saja. Sembari berjemur dan lebih nyaman berada di udara terbuka saja.
Pukul 8 kurang sedikit nama saya dipanggil untuk bertemu dokter. Tapi sebelumnya saya diminta untuk tanda tangan satu atau dua surat pernyataan yang intinya bersedia diproses lebih lanjut oleh Dinas Kesehatan jika ternyata rapid test COVID-19 saya reaktif, lalu diukur suhu tubuh dan tekanan darah. Oh iya, saat kunjungan yang kedua saya juga diperiksa kadar oksigen dengan oxinometer yang dipasang di ujung jari.
Setelah selesai semua, saya langsung menuju ruangan dokter untuk konsultasi. Oleh dokter yang bertugas, saya diminta untuk menjawab pertanyaan terkait kondisi kesehatan dan juga aktivitas saya sehari-hari. Kurang lebih seputar gejala-gejala Covid-19 yang mungkin saya alami, atau aktivitas sehari-hari yang mungkin ada resiko terpapar virus Corona.
Selesai konsultasi, yang tidak sampai 5 menit, rangkaian sesi rapid test COVID-19 saya pagi itu selesai. Hasil rapid test baru akan selesai dalam waktu kurang lebih 4 jam. Saya langsung keluar, cuci tangan di wastafel yang disediakan dan pesan ojek online untuk kembali ke kosan karena pekerjaan sudah menunggu.
Sekitar pukul 11 siang, saya mendapatkan SMS dari Prodia bahwa hasil rapid test COVID-19 saya sudah selesai dan dapat diambil langsung di gedung Laboratorium Prodia. Selain itu, hasil test juga dapat dilihat di situs hasil.prodia.co.id. Kebetulan saya sudah pernah melakukan test darah beberapa tahun lalu, jadi sudah mengetahui untuk fitur yang satu ini.
Sore hari sekitar pukul 17 saya kembali ke Prodia Kramat, Jakarta Pusat, untuk mengambil dokumen hasil rapid test COVID-19 saya. Dokumen ini yang akan menjadi dokumen kelengkapan untuk melakukan perjalanan dengan pesawat terbang.
Untuk biaya rapid test COVID-19 di Prodia ini secara total saya mengeluarkan 281 ribu rupiah. Rinciannya adalah 150 ribu untuk rapid test, 125 ribu untuk konsultasi dokter dan 6 ribu rupiah untuk materai. Kalau kamu sudah punya rujukan dokter, kamu hanya perlu membayar 150 ribu rupiah saja + 6 ribu untuk materainya.
Sekedar tambahan, saat rapid test yang kedua, saya diberitahu petugas bahwa kalau saya melakukan rapid test COVID-19 dalam waktu 14 hari sejak rapid test sebelumnya, maka saya tidak perlu melakukan konsultasi dokter. Mungkin bisa jadi informasi penting mengingat ternyata jadwal tugas lapangan agak berdekatan harinya.
Stay safe.
[…] saya untuk mengunjungi Maison Weiner Cake Shop datang saat saya harus melakukan rapid test COVID19 di Prodia Kramat beberapa waktu lalu. Selesai dari rapid test, saya teringat lagi tentang toko roti legenda yang […]
wah, menarik informasinya. kayanya makin banyak klinik dan rumah sakit yang menyediakan tes ini, ya.. kemarin baca blog ada yang melakukan tes secara drive-thru, dan hasilnya disampaikan lewat WA..
sehat-sehat selalu yaa! stay safe!
Aku mau drive tru, tapi ndak punya mobilnya om hahaha..
Di Bandara juga ada sih. tapi klo gitu khawatir udah beli tiket, siap berangkat, pas rapid eh reaktif.