Beberapa hari yang lalu ada pesan masuk ke WhatsApp saya yang rupanya dari pemilik kos lama saya. Dia bilang, ada paket datang atas nama saya dengan tagihan pengiriman sebesar 25 ribu rupiah. Kontan ini membuat saya agak bingung. Soalnya saya baru saja belanja online beberapa waktu lalu, tapi barangnya sudah datang. Selain itu, saya enggak ingat pernah membeli barang apapun. Apalagi sampai salah alamat ke kos lama.
Setelah saya main ke rumah pemilik kos lama saya, akhirnya barang saya terima secara langsung. Enggak lupa juga mengganti uang tagihan yang dibayar mas kos selaku penerima kiriman kemarin. Rupanya, barang tersebut dikirim dengan menggunakan Air Mail dari China. Wah, dengan paket ini maka terhitung saya sudah dua kali belanja online dari luar negeri. Dan mungkin, pengalaman kedua ini adalah pengalaman saya yang paling buruk!
Pengalaman Pertama : Belanja di HLJ.COM
Pengalaman belanja online dari situs luar negeri saya yang pertama adalah dari situs HLJ.com. Sebenarnya sih alamat situsnya adalah hlj.co.jp, tapi mungkin karena pengunjung yang sifatnya global dan enggak semua bisa membaca tulisan Jepang, jadinya ada versi .com untuk global.
Di situs ini, saya membeli satu buah model kit Tamiya dan satu buah aksesorisnya. Total belanja saya saat itu kalau dirupiahkan mungkin sekitar 550 ribu rupiah. Sebenarnya waktu itu enggak serius banget pengen beli. Saya cuma penasaran dengan cara belanja online luar negeri ini. Rupanya, ketika saya klik-klik, situs ini langsung verifikasi PayPal saya dan langsung menkonfirmasi pembayaran. Walhasil, tagihan masuk dan barang dikirimkan.
Lama pengiriman barang dari hlj.co.jp atau dari hlj.com ini sekitar 1,5 bulan. Saya malah sempat berfikir kalau barang saya sudah nyangkut di Bea Cukai, tertahan dan tidak dikirimkan ke saya. Tapi rupanya barang tersebut sampai dengan packing yang rapih dan kokoh, serta tagihan sebesar 7 ribu rupiah. Kalau dari labelnya, tagihan tersebut terdiri dari Tagihan Bea Lalu 3 ribu rupiah dan Tagihan Bungkus Ulang 4 ribu rupiah.
Dari pengalaman pertama tersebut, saya berfikir kalau belanja di luar negeri cukup mudah dan enggak ribet-ribet amat!
Pengalaman Kedua: Lunashops.com
Sebenernya untuk pengalaman kedua ini bukan keinginan saya juga. Kebetulan ada teman yang ingin membeli pin modifikasi earphone di lunashops.com yang saat itu sedang diskon menjadi $0,99 saja. Cukup murah, mengingat harganya di Indonesia mencapai 120 ribu rupiah. Karena saya ingin menolong, maka saya orderkanlan barang tersebut, yang katanya free ongkir pula. Meski konsekuensinya, pengiriman yang dilakukan tidak akan bisa di-tracking. Kalau mau bisa di tracking, ya harus pilih yang bayar ongkos kirim.
Namun sejak proses belanja tersebut, yang rasanya kalau enggak salah itu sekitar akhir 2014 atau awal 2015, itu barang tidak ada kabar berita. Bahkan teman saya sudah merelakan barang itu hilang, karena dia sudah kepalang beli yang di Indonesia saja. Saya sendiri malah sudah agak lupa kalau pernah order barang dari Lunashops ini. Tapi ternyata, barang inilah yang kemudian saya terima tadi siang dari mas kos lama saya dengan total tagihan 25 ribu rupiah tersebut.
Ada beberapa hal sih yang bikin saya bingung. Pertama, ini barang kok bisa lama banget sampenya. Hampir satu tahun loh. Emang dia dikirim pakai apa sih, sampan?
Yang kedua, di label yang ditempelkan pihak Bea Cukai dituliskan kalau tagihannya sama seperti sebelumnya, 7 ribu rupiah untuk Bea Lalu dan Biaya Bungkus Ulang. Terus, kenapa tagihan kirimannya 25 ribu rupiah?
Entahlah. Tapi yang jelas, dari dua pengalaman belanja online dariĀ luar negeri tersebut mungkin bisa jadi pengalaman berharga buat saya. Belanja di luar negeri itu serba was-was. Saya jadi kepikiran terus apakah barang saya dikirim, apakah bisa lewat pemeriksaan bea cukai, apakah nanti barang yang saya beli kena bea masuk yang besar, apakah Pevita Pearce akan segera menikah dan sebagainya. Kalau emang enggak penting-penting amat, dan barangnya di Indonesia tersedia dengan harga yang enggak jauh berbeda, rasanya saya akan belanja di dalam negeri saja.
Itu waktu Mas order dari HLJ, shipping methodnya pake yg mana ya Mas? Kan pilihannya ada:
“Standard Int’l Shipping” [Usually ships by SAL (averages 10-30 business days)];
“Standard Int’l Reg. Shipping” [Usually ships by SAL (Registered) (averages 10-30 business days)]
;
“Express Int’l Shipping” [Usually ships by EMS (Trackable) (averages 2-7 business days)],
“Standard Int’l Shipping” [Usually ships by SAL Parcel (averages 10-30 business days)],
“DHL Express” [(averages 1-4 business days)]
kalau tidak salah ingat saya yang Standar Int’l Shipping
š
Akhirnya Pevita Pearce jadi nikah kagak baangg wkwkwkk!! Lagi baca serius2 tiba2 ada kalimat nyempil begini ahahaa!!
Itu yang waktu belanja pertama kali, barangnya ditracking nggak, Mas?
Estimasi waktu diproses di bea cukai sampai akhirnya dikirim ke alamat rumah, berapa lama, Mas?
enggak saya tracking mas. Dan estimasi juga kurang tahu berapa lama. Yah, tau-tau sampai aja gitu..
Btw kalau belanja online dari luar negeri itu pembayarannya makek apa ya mas? Dulu pernah nyoba ada pilihannya wired transfer tapi luama banget ya itu nyampenya, keburu invoicenya dibatalkan.
Waduh kacau mas sampe berbulan-bulan gitu baru sampe, saya belum pernah nyobain belanja di luar negri lewat online, mending beli yang ada di sini aja. Kalo barang gak sesuai bisa langsung komplen ke penjualnya tanpa bahasa inggris š
Woaaaa. Aku belum punya keberanian besar buat belanja online dari situs luar. Tapi lama juga ya sampainya.
Kalau ndak kepepet mending jangan coba mbak. Takutnya malah ketagihan
š