Obsesive Corbuzier Diets atau OCD, mungkin saat ini hampir sebagian besar orang pernah mendengar istilah itu. Sebuah lifestyle cara melakukan diet yang diperkenalkan oleh Deddy Corbuzier atau dikenal dengan nama master Corbuzier. Yups, presenter Hitam Putih yang dulunya seorang mentalist atau magician. Gak tau istilahnya, tapi saya yakin kalian tahu pasti sosok yang fenomenal ini.
Iseng banget memang, pagi – pagi saya pengen nulis ginian. Tapi buat saya, fenomena ini sangat menarik. Lihat saja di berbagai socmed, kafe, tempat makan, kantin dan berbagai tempat gaul lainnya, banyak orang (khususnya ABG dan cewek) yang membahas OCD ini. Kabarnya dengan waktu yang cukup singkat, diet ini akan menunjukkan hasil yang nyata.
Saya enggak akan membahas cara melakukan OCD, kalian bisa download saja bukuna di situs resmi OCD dari Corbuzier. Tapi saya (dengan sotoy-nya) iseng saja mau membahas antara OCD, dengan pendapat yang kontra dengan metode ini. Yups, seperti biasa bahwa setiap ada sebuah fenomena, maka pasti ada pihak yang berdiri bersebrangan dengan keramaian tersebut. Let’s get started!
Hal pertama yang ditekankan dalam OCD adalah TIDAK SARAPAN. Yups, cukup mengejutkan ketika berbagai artikel dan penelitian menuliskan pentingnya sarapan, tapi OCD malah melarang hal tersebut. Alasannya? Sekali lagi, baca saja ebook OCD ya. Saya hanya akan menuliskan pendapat saya dan beberapa point dari kontroversinya.
Menurut saya (dan beberapa ahli), sarapan itu penting, buanget. Cuma yang perlu diperhatikan adalah apa yang kita makan saat sarapan. Saya sendiri berulang kali diberi saran, sarapan itu cukup satu buah pisang dan segelas susu. Intinya, isilah secukupnya, tapi jangan berlebihan sampai kekenyangan. Alasannya sederhana, hal itu bisa bikin cepet ngantuk ketika beraktifitas. Kalau enggak sarapan? Masuk angin!
Hal kedua adalah jam makan. Dalam sehari, OCD memberi jeda makan antara 4 jam, 6 jam atau 8 jam, dan sisanya puasa makan yang berkalori. Jam makan itu sendiri disebutkan bebas kapan saja, kita yang menentukan.
Errr….saya pernah membaca bahwa makan tengah malam itu kurang baik. Alasannya sederhana, jam tersebut adalah jam organ beristirahat dan ‘membersihkan diri’. Tapi kalau kita memilih ber-OCD kemudian menentukan jam makan tengah malam, apakah tidak malah membahayakan?
Tak tahulah, seperti yang saya bilang bahwa saya bukan peneliti, ahli gizi apalagi ahli kesehatan. Saya juga tidak pernah bilang bahwa OCD itu jelek. Tapi secara pribadi, saya berpendapat bahwa untuk ber-OCD ria, kita harus berfikir tenang dan memilih dengan baik agar tidak sampai menyiksa tubuh kita sendiri.
Dari sudut pandang saya, jika ingin diambil beberapa point, OCD ini mengajarkan sebuah cara hidup yang sehat. Misalnya saja saya mengambil OCD dengan waktu makan 8 jam. Jam makan tersebut saya buka dari jam 10 pagi, hingga jam 6 sore. Maka akan terlihat seperti ini :
Jam 10 saya makan, ya itu masih bisa dibilang sarapan, toh masih pagi. Dan di jam segini, makanan seperti segelas susu dan pisang, atau serelal dan sandwich rasanya sudah cukup mengenyangkan. Kan beberapa jam lagi, kita akan masuk ke makan siang?
Jam 6 sore adalah waktu saya terakhir makan. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa untuk hidup sehat, makan malam paling lambat sebisa mungkin adalah jam 7 malam (cmiiw). Jadi, makan jam 6 masih baik kan? Dan saya baru akan makan lagi jam 10 pagi besok, yang berarti saya akan berpuasa (metode OCD) selama 16 jam.
Yah, itu hanya pemikiran saya terlepas dari pilihan yang jendela makan 4 jam. Tapi seandainya saya mau ber-OCD, dengan tubuh kurus begini (173/60), rasanya saya terlalu nekat jika hanya makan 4 jam sehari. Yang ada, saya malah mau bisa makan 4 kali sehari, sayangnya kemauan saya ini bersebrangan dengan kesediaan dompet saya mendanai
🙁
Anda ingin diet atau OCD agar menguruskan badan dan membentuk tubuh ideal?
Sah – sah saja, tapi jangan lupakan kesehatan, dan menjaga kondisi tubuh dengan berolahraga. Karena sebaik-baiknya diet, adalah yang dapat menjaga kondisi tubuh beraktifitas seperti biasa.