Glamping di Wira Garden, Bandar Lampung

Rasanya hampir setiap tahun saya mengalokasikan waktu untuk mengajak si kecil berlibur, walaupun hanya di dalam kota saja. Beberapa kali sih liburan dalam periode ‘sekalian’, misalkan tahun lalu Naik MRT di Jakarta sekalian dengan packing pindahan ke penugasan yang baru. Maklum, jarak tugas yang jauh dari rumah membuat saya harus pandai-pandai mengatur waktu.

Untuk tahun ini, liburan yang dipilih masih di sekitar Kota Bandar Lampung saja. Tadinya terfikir mau mencoba glamping di Ciwidey atau lokasi lain di sekitaran Bandung. Kebetulan si kecil yang mulai beranjak ABG belum pernah jalan-jalan ke Kota Kembang tersebut. Namun karena tidak sedang musim libur sekolah, dan ada beberapa kepentingan, saya memutuskan untuk glamping di wilayah Bandar Lampung saja.

Glamping Wira Garden, Bandar Lampung

Dari penelusuran di Google dan media sosial, ternyata ada beberapa lokasi wisata di Bandar Lampung yang menyediakan fasilitasi glamping. Ada yang berlokasi di tepi pantai, ada pula yang lokasinya di pegunungan atau wisata alam. Karena baru beberapa waktu lalu sudah liburan ke Pantai Minang Rua, akhirnya untuk glamping ini diputuskan di wilayah pegunungan saja.

Wira Garden sendiri adalah taman wisata yang sudah cukup lama berdiri di Bandar Lampung. Namun fasilitas glamping yang disediakan sepertinya termasuk baru-baru ini diberitakan. Informasi yang tersedia baru sebatas sosial media dan bebeapa media pemberitaan yang diterbitkan saat peluncuran fasilitas. Jadi untuk mendapatkan informasi terkait fasilitas dan harga layanannya, saya harus menghubungi CP yang tertera saja.

Sayangnya, entah kenapa saya merasa komunikasi dengan si pemilik CP ini agak kurang lancar dan seperti ambigu. Mulai dari tawar menawar harga yang kurang mulus, penjelasan fasilitas yang membingungkan, sampai konfirmasi jadwal yang cukup lama. Sampai akhirnya dengan segala kendala tersebut disepakati bahwa harga glamping Wira Garden Bandar Lampung adalah 600 ribu rupiah.

Fasilitas Glamping di Wira Garden

Dengan harga 600 ribu rupiah, fasilitas yang didapatkan untuk glamping di Wira Garden ini sepertinya sudah cukup lengkap. Satu buah tenda berukuran besar, kasur kemping yang muat 4-6 orang, colokan listrik, dispenser dan air galon, kompor portable dan 2 kaleng gas, alat masak, alat makan, meja kecil dan kursi piknik. Untuk kebutuhan cuci-cuci gelas dan wudhu ada keran di sebelah tenda.

Sempat menjadi keraguan karena tempat umum begini, biasanya kamar mandi atau toilet umumnya tidak terawat. Tapi ternyata kamar mandi umum untuk fasilitas glamping di sini bisa dibilang sangat bersih. Sepertinya setiap pagi dan sore, ada petugas yang membersihkan kamar mandi dan area sekitar. Termasuk juga membereskan tenda setelah pengunjung checkout.

Untuk keperluan bakar-bakaran atau barbeque, selain bisa menggunakan kompor kecil dan teflon, disediakan juga alat untuk bakar-bakaran menggunakan arang. Tak lupa pula tersedia tungku api unggun yang lumayan besar beserta kayunya. Semua sudah benar-benar siap, tinggal bawa bahan makanan dan cool box saja jika dirasa perlu.

Pengalaman Glamping di Wira Garden, Bandar Lampung

Pemilihan waktu di hari kerja saat kami berkunjung sepertinya menjadi pilihan yang tepat, karena tujuannya memang mencari ketenangan dan menikmati suasana yang lebih alami. Di waktu kedatangan kami, dari 8 tenda hanya ada 2 yang terisi termasuk kami. Jadi kami bebas untuk memilih posisi tenda yang diinginkan.

Karena suasana yang terbilang sepi, jadi glamping kami bisa dibilang tenang dan jauh dari kebisingan. Di malam hari disiapkan api unggun besar hanya untuk tenda kami saja. Sementara satu tenda lain sepertinya tidak menghidupkan api unggun mereka. Dan tentu saja, dengan api unggun yang besar seperti itu maka Si Kecil tentu saja langsung menyiapkan marshmellow untuk dibakar.

Saat malam, suasananya cenderung hening. Menjelang tidur kami hanya mendengar suara gemericik air sungai dan binatang-binatang malam. Di dalam tenda untungnya juga tidak terlalu gerah, mungkin karena lingkungannya yang masih sangat alami.

Sayangnya, lingkungan glamping ini sepertinya tidak terlalu eksklusif. Jadi siapapun boleh masuk, meski di bagian depan sudah diberi tulisan akses terbatas. Dampaknya, malam itu ada pasangan yang asik ngobrol dengan suara keras sambil makan kacang di area terbuka di sebelah tenda kami. Cukup mengganggu. Dan pagi harinya, sampah-sampah kulit kacang bertebaran.

Overall, glamping di sini cukup memuaskan dan mengobati rasa penasaran tentang glamping itu. Kalau ada kesempatan, sepertinya bisa dipertimbangkan kalau mau glamping ke Wira Garden lagi. Tentu saja, kalau Si Kecil meminta.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here