Wisata Bandar Lampung – Setelah cukup lama banyak membaca artikel dan berita tentang Taman Kupu-kupu Gita Persada yang ada di daerah Bandar Lampung, akhirnya liburan akhir tahun 2015 ini saya dan keluarga berkesempatan juga untuk mengunjunginya. Sebenarnya sih, lokasinya enggak jauh-jauh amat dari rumah. Cuma karena kesibukan dan belum jelasnya informasi arah saat itu, makanya saya baru menyempatkan diri kemarin.
Untuk sampai ke lokasi Gita Persada Butterfly Park itu sendiri ternyata enggak susah amat kok. Dari arah kota Bandar Lampung, jalan saja terus sampai ke SMAN 7 Bandar Lampung. Kemudian ketemu perempatan, ambil jalan ke arah kanan yang sedikit menanjak. Lalu tinggal ikuti saja jalan utamanya itu. Kondisi jalan sendiri saat saya berkunjung sangat mulus dan nyaman, tidak berlubang atau rusak. Kalau masih bingung arah, tanya saja penduduk di lokasi sekitar jalan itu.
Kalau melihat alamatnya, taman ini berada di Jl. Way Rahman, Kec. Hutan, Pesawaran, Lampung 35156. Karena saya tidak hapal nama jalan, dan beberapa menit setelah meninggalkan SMAN 7 Bandar Lampung ternyata sinyal GPS saya hilang, saya mengandalkan insting saja mengingat posisi terakhir di GPS tersebut. Dan ternyata memang tidak sulit menemukan lokasi, karena pihak pengelola memajang banner besar bergambar kupu-kupu di depan gerbang taman.
Berangkat pukul 10 pagi, kami sampai di lokasi sekitar pukul setengah 11 siang. Begitu selesai parkir, kami didatangi oleh mbak petugas yang menjaga Taman Kupu-Kupu dan memberikan tiket yang harus dibayar seharga 10 ribu rupiah per orang. Meski saya datang bersama istri dan anak, untungnya si mbak baik dan hanya mengharuskan membayar tiket untuk dua orang saja. Habis itu, si Mbak langsung mengajak kami masuk ke dalam museum kupu-kupu untuk melihat-lihat.
Museum Kupu-Kupu Gita Persada ini rupanya berisi segala rupa tentang kupu-kupu dan beberapa ornamen alam. Begitu masuk, kami langsung disuguhkan dengan tembok yang dipenuhi dengan pajangan ratusan kupu-kupu yang sudah diawetkan. Masuk ke bagian dalam, ada beberapa bingkai artikel tentang Taman Kupu-Kupu Gita Persada yang dimuat di berbagai media. Ada pula profil Ibu Herawati Soekardi (maaf jika salah tulis) yang merupakan pemilik dan pengelola taman ini. Saya membuat sedikit video tentang museum kupu-kupu ini dan bisa dilihat di tautan berikut : Museum Kupu-Kupu Gita Persada.
Berlanjut ke bagian belakang, saya langsung betah untuk duduk santai. Di belakang bangunan museum terdapat sebuah balkon luas yang sangat nyaman untuk bersantai. Dua buah sofa panjang empuk dan pemandangan alam hutan pegunungan menemani saya sejenak siang itu. Sayangnya saya tidak bisa langsung bersantai. Sudah tidak sabar rasanya ingin turun ke bawah, ke lokasi penangkaran kupu-kupu.
Untuk masuk ke penangkaran kupu-kupu, kami harus berjalan menuruni jalan setapak yang sudah disediakan. Lokasinya terlihat sangat alami dan sepertinya sengaja dibiarkan seperti itu. Dome atau tempat penangkarannya adalah area tertutup, tapi tidak terkunci dan boleh dimasuki. Di dalamnya, ada cukup banyak kupu-kupu berterbangan dengan aneka warna dan ukuran. Sayang cuaca saat itu agak mendung, sehingga kupu-kupu yang terbang bebas juga kurang banyak. Selain itu, ada pula kotak-kotak untuk tempat metamorfosis yang berisi ulat dan kepompong kupu-kupu. Dan karena hari itu kami tidak ditemani penjaga, rasanya tidak enak mau pegang-pegang ulatnya. Nanti kalau ulatnya mati gimana?
Puas melihat dan memfoto kupu-kupu, kami langsung beralih ke playground yang memang tersedia disitu. Si kecil sudah pasti langsung minta naik ayunan dan main perosotan bareng si Bunda. Setelah itu, mereka asik rebah-rebah di hammock dan naik rumah pohon ‘mini’. Saya sendiri langsung naik ke rumah pohon 3 tingkat yang dari awal sudah saya incar. Sayangnya, sampai di tingkat 2 saya sudah merasa takut karena goyangan pohon dan bunyi gesekan bambu saat rumah pohonnya tertiup angin. Enggak pakai lama, setelah foto-foto dan membuat sedikit video, saya langsung turun. Dan enggak lama setelah turun, eh Si Kecil minta naik. Cuma sampai tingkat satu saja deh!
Dari awal, kami memang sudah berencana untuk makan siang di lokasi saja. Jadi istri saya sudah menyiapkan nasi putih, ikan bakar dan sambal bawang. Porsinya cukup untuk sekedar ganjal perut sebelum sampai di rumah sih. Tapi ternyata mereka juga menyediakan makanan dan minuman, walau sekedar mie instant saja. Kalau sabtu minggu sih, katanya ada nasi kebuli juga. Pemesanan makanan juga tetap sama mbak-mbak yang pertama menyambut kami tadi. Kami akhirnya memesan 1 porsi mie goreng, 1 porsi mie rebus, markisa hangan dan es markisa. Sedangkan tempat makan, rupanya terserah kita mau makan di mana. Di gazebo playground atau di pekarangan depan juga bisa. Tapi saya memilih spot favorit saya, balkon belakang museum!
Sesaat sebelum makanan datang, hujan akhirnya turun lumayan deras. Jadi saat makanan datang, anak dan istri langsung lahap menikmati mie instant mereka. Saya sendiri, lebih tertarik dengan menu yang disiapkan istri. Hujan deras, makan pakai tangan di area pegunungan pakai ikan bakar dan sambal: sempurna!
Oh iya, minuman markisa yang disajikan disini benar-benar buah markisa asli. Bukan dari sirup atau bubuk instant, jadi benar-benar segar. Saya sendiri sebenarnya mau pesan lagi markisa hangat. Tapi cuaca yang hujan dan dingin, plus sudah jam tidur siang, membuat saya akhirnya memesan kopi tubruk saja. Bersantai minum kopi, sambil nunggu hujan reda.
Sekitar jam setengah tiga, hujan akhirnya berhenti. Kami memutuskan untuk pulang. Tapi sebelumnya, Si Bunda dan Si Kecil berbelanja sedikit cindera mata yang memang dijual di dalam museum. Dan pengalaman hari itu membuat kami merasa tempat ini sangat layak untuk dikunjungi kembali suatu hari nanti.
Tips Berkunjung ke Taman Kupu-Kupu Gita Persada Bandar Lampung
Dari pengalaman kemarin, saya mau membagikan sedikit tips untuk yang mau berkunjung ke sini.
#1. Pilih hari saat cuaca cerah. Katanya sih, kupu-kupu lebih aktif jika hari tidak mendung atau hujan. Selain itu, karena lokasinya alami, hujan akan membuat tanah menjadi basah dan becek. Kecuali kamu enggak masalah dengan kondisi itu.
#2. Pakai pakaian simpel dan mencolok. Karena lokasinya hutan, dan menantang untuk manjat-manjat, pakaian yang simpel akan lebih memudahkan. Warna mencolok disarankan karena katanya sih lebih mudah membuat kupu-kupu tertarik mendekati kita.
#3. Pakai alas kaki yang paling nyaman. Ini aktifitas outdoor, sesuaikan saja enaknya pakai apa. Cocoknya sih pakai boots, dan sepatu atau sendal outdoor. Sekali lagi, soal kenyamanan dan selera saja.
#4. Pakai lotion anti nyamuk. Beneran, begitu turun ke penangkaran, nyamuknya sangat ramah mendatangi kita. Jadi disarankan bawa dan pakai lotion anti nyamuk. Tapi kalau enggak salah lihat, di tempat souvenir juga jual deh.
#5. Bawa camilan, makanan dan minuman. Kalau niat bersantai lama, enggak dilarang kok bawa makanan dan minuman sendiri. Ini lumayan penting, karena pengelola hanya menyediakan mie instant dan beberapa jenis minuman. Yang terpenting, SAMPAHNYA DIBAWA PULANG. Jangan buang sembarangan!
#6. Untuk yang suka fotografi makro dan punya set gear banyak, bawa gear terbaikmu deh. Objeknya banyak banget di sini. Saya sendiri menyesal kemarin cuma bawa gear seadanya. Errr….ralat deh, memang cuma punya gear itu saja sih. hehehe…
Kayaknya itu aja tips kalau mau main-main ke Taman Kupu-Kupu Gita Persada. Terakhir, tolong hargai alam dan pengelolanya. Menurut kami, beliau sudah sangat baik mau merawat dan berbagi segala keindahan ini dengan “hanya” sepuluh ribu rupiah saja. Jadi mari kita perkenalkan ke masyarakat, dan kita jaga sama-sama keindahannya.
saya pernah main ke lampung ke tempat saudara, klo boleh tau ini tempatnya dimana ya mba. Insya allah klo ksana lg mau berkunjung kesini
masha allah, indah sekali, jadi kepingin berhenti sejenak melihat keindahan alam deh 🙂
keren cerita dan lokasinya,, lanjutkan ..
good post mas, teman2 dari lampung atau yang pernah dinas di lampung nggak pernah cerita,kecuali keripik pisang he he